Aktivitas Gempa Bumi di Indonesia Meningkat
Ilustrasi gempa.(f: ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa aktivitas gempa bumi di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, masyarakat diimbau lebih kewaspadaan, terutama di wilayah yang berpotensi mengalami gempa besar.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya upaya mitigasi bencana yang mencakup tidak hanya gempa bumi dan tsunami, tetapi juga bencana hidrometeorologi yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
"Mitigasi bencana harus menyasar semua aspek, baik yang terkait dengan tektonik seperti gempa dan tsunami, maupun yang berhubungan dengan hidrometeorologi," ujar Dwikorita dalam sebuah keterangan, dilansir dari CNN Indonesia, pada Kamis (30/1/25).
BMKG telah meningkatkan jumlah alat pemantau gempa, tetapi peningkatan jumlah kejadian gempa yang terdeteksi menunjukkan bahwa dinamika tektonik di Indonesia semakin aktif.
Baca Juga: Kolaka Timur Diguncang 93 Kali Gempa
"Menurut data BMKG, kejadian gempa bumi di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan yang perlu kita waspadai," tutur Dwikorita.
Ia juga menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap zona seismik yang berpotensi mengalami gempa besar, seperti Selat Sunda dan Mentawai. Sebagai langkah mitigasi, BMKG terus memperkuat sistem pemantauan dan peringatan dini dengan menambah jumlah sensor serta mengembangkan model simulasi untuk mengantisipasi dampak bencana.
Terpisah, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, juga menyoroti ancaman gempa di wilayah Selat Sunda dan Mentawai. Ia menjelaskan bahwa kedua wilayah ini memiliki dua segmen megathrust yang sudah lama tidak mengalami gempa besar, yang dikenal sebagai seismic gap.
"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ujar Daryono pada Agustus 2024 lalu.
Seismic gap merupakan zona sumber gempa yang belum mengalami pelepasan energi dalam waktu puluhan hingga ratusan tahun, sehingga berpotensi menimbulkan gempa besar di masa depan.
Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, Megathrust Mentawai-Siberut dan Megathrust Selat Sunda terakhir kali mengalami gempa lebih dari seratus tahun lalu.
Megathrust Selat Sunda, yang memiliki panjang 280 km dan lebar 200 km dengan tingkat pergeseran sekitar 4 cm per tahun, tercatat mengalami gempa besar pada tahun 1699 dan 1780 dengan magnitudo 8,5.
Sementara itu, Megathrust Mentawai-Siberut dengan panjang 200 km dan lebar 200 km serta slip rate 4 cm per tahun, terakhir kali mengalami gempa pada tahun 1797 dengan magnitudo 8,7 dan pada tahun 1833 dengan magnitudo 8,9.
Selain kedua megathrust tersebut, terdapat 13 megathrust lain yang juga berpotensi memicu gempa besar. Beberapa di antaranya telah mengalami pergeseran segmen, seperti Segmen Mentawai yang kini terbagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai. Wilayah Jawa juga memiliki beberapa segmen megathrust, di antaranya Segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, serta Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur.
Sebagai wilayah dengan populasi tertinggi di Indonesia, Pulau Jawa berisiko mengalami dampak besar jika terjadi gempa dahsyat. Para ahli dapat memperkirakan potensi kekuatan gempa dari masing-masing segmen megathrust, tetapi belum dapat memastikan kapan gempa tersebut akan terjadi.
Berikut daftar megathrust yang berpotensi menimbulkan gempa besar di wilayah Jawa berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017:
Megathrust Bali
- Potensi Magnitudo maksimum: 9,0
- Pergeseran per tahun: 4 cm
- Dimensi: panjang 500 km, lebar 200 km
- Sejarah gempa: belum ada catatan
Megathrust Jawa Tengah-Jawa Timur
- Potensi Magnitudo maksimum: 8,9
- Pergeseran per tahun: 4 cm
- Dimensi: panjang 440 km, lebar 200 km
- Sejarah gempa: M 7,2 pada 1916; M 7,8 pada 1994
Megathrust Selat Sunda-Banten
- Potensi Magnitudo maksimum: 8,8
- Pergeseran per tahun: 4 cm
- Dimensi: panjang 280 km, lebar 200 km
- Sejarah gempa: M 8,5 pada 1699 dan 1780
Megathrust Jawa Barat
- Potensi Magnitudo maksimum: 8,8
- Pergeseran per tahun: 4 cm
- Dimensi: panjang 320 km, lebar 200 km
- Sejarah gempa: M 8,1 pada 1903; M 7,8 pada 2006. (cnn/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Delapan Tim Lolos Langsung ke Babak 16 Besar Liga ChampionsNEXT ARTICLE
Pesawat Jatuh di Sudan Selatan Tewaskan 20 Orang