Kolaka Timur Diguncang 93 Kali Gempa
Gempa. (f: ist/mistar)
Kolaka Timur, MISTAR.ID
Wilayah Lalolae di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diguncang gempa tektonik berkekuatan M 4,9 pada Jumat (24/1/25) pukul 21.37 WIB.
Sejak kejadian tersebut, hingga Selasa (28/1/2025) pukul 09.00 WITA, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 93 kali gempa susulan dengan kekuatan lebih kecil dibanding gempa utama.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, menjelaskan bahwa gempa susulan adalah fenomena wajar setelah gempa utama dengan magnitudo besar. Hal ini disebabkan oleh proses pelepasan energi pada sesar atau patahan hingga mencapai keseimbangan.
"Gempa Kolaka Timur cukup sering terjadi beberapa hari ini, jangan panik dan tetap tenang," ujar Daryono dalam keterangan resmi, dilansir dari Kompas.
Gempa utama dengan magnitudo 4,9 SR yang terjadi Jumat malam sempat membuat masyarakat sekitar panik.
Guncangan gempa dirasakan kuat di Kabupaten Kolaka Timur pada skala intensitas 3–4 MMI, sementara di wilayah Bombana mencapai 3 MMI, serta di Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, dan Kendari berkisar 2–3 MMI.
Akibat gempa ini, dilaporkan terjadi kerusakan ringan pada kaca rumah sakit Benyamin Guluh di Kolaka.
Penyebab gempa di wilayah ini dikaitkan dengan aktivitas Sesar Kolaka, yang memanjang dari Teluk Bone ke arah tenggara, melintasi beberapa daerah seperti Kecamatan Pomalaa dan Baula di Kabupaten Kolaka, Kecamatan Labamdia di Kolaka Timur, hingga Kecamatan Lalembu dan Tinanggea di Konawe Selatan.
Aktivitas sesar ini tidak hanya berdampak pada wilayah yang dilintasinya, tetapi juga menyebabkan gempa di daerah sekitarnya.
Gempa susulan yang terjadi menunjukkan pelepasan energi dari patahan hingga mencapai keseimbangan. Meskipun jumlah dan intensitas gempa susulan dapat bervariasi, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan waspada.
"Pastikan informasi gempa bumi yang diterima berasal dari BMKG melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tegas Daryono.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya pada isu-isu atau prediksi gempa yang tidak berdasar. Informasi akurat mengenai gempa hanya dapat diperoleh dari sumber resmi seperti BMKG. (kompas/hm20)