Rencana Demo Tandingan Gerakan #SaveBabi, Gubsu:Udahlah, Berpikir Kita Positif
rencana demo tandingan gerakan savebabi gubsuudahlah berpikir kita positif
Medan, MISTAR.ID – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi demonstrasi tandingan massa gerakan #SaveBabi yang digelar pada Senin (10/2) lalu.
Hal itu diungkapkan Edy menyusul adanya rencana unjuk rasa Koalisi Umat Islam Sumatera Utara, pada Jumat (14/2/20) besok. Salah satu isu yang diangkat oleh massa koalisi tersebut adalah menolak Hari Kedaulatan Babi yang dikampanyekan massa #SaveBabi.
Menurut Edy, aksi unjuk rasa yang berkaitan dengan babi sebaiknya jangan dilakukan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan gesekan di masyarakat. “Untuk semua saja saya katakan. Udahlah, berpikir kita positif,” katanya, Rabu (12/2).
Dia mengatakan, aksi massa #SaveBabi pada Senin lalu terjadi karena masyarakat menerima informasi yang salah dari media massa. Aksi tersebut dipicu oleh pemberitaan media yang menyebut bahwa Edy berencana memusnahkan babi di Sumut. “Padahal saya tidak pernah bilang begitu,” katanya.
Edy bahkan menyalahkan wartawan yang bertugas di unit Pemprov Sumut. “Sudahlah itu. Yang pastinya ini kesalahan kalian. Kalian yang paling salah. Karena mareka menuduh saya untuk memusnahkan babi,” ungkapnya.
Menurut dia, wartawan juga seharusnya mampu menjaga kekondusifan di masyarakat. Jika ada warga yang menuduh dia akan memusnahkan babi, seharusnya wartawan bisa meluruskan tuduhan itu dengan menyebut bahwa Edy tidak pernah berencana memusnahkan babi.
“Tapi kalian yang orang paling dekat sama saya, kalian tidak menampik itu. Sehingga berkembanglah itu. Untuk itu terjadilah pendapat masing-masing,” keluhnya.
Dia mengaku lelah dengan masalah babi yang ada di Sumatera Utara. Pertemuan demi pertemuan terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik dari masalah ini. Sejumlah langkah telah ditempuh agar hog cholera dan afican swine fever (ASF) yang menyerang babi di Sumut tak menyebar dan berdampak negatif terhadap ekonomi masyarakat.
Masalah ini juga dinilai sangat sensitif, sehingga dia sangat berhati-hati dalam mengambil langkah maupun mengeluarkan statemen di media massa. “Begitu bicara babi, pasti (pikiran langsung lari) ke Nasrani. Kemudian ada pihak lain, mereka pasti berpihak ke saya,” ungkapnya.
Dia tak mau masalah ini justru menyebabkan gesekan lain di masyarakat. “Kalau ini clash (bentrok), saya yang goblok. Saya berharap, sudah hentikan itu, mari kita pikirkan bagaimana solusinya,” pungkas Edy.
Sebelumnya, massa yang mengatasnamakan Koalisi Umat Islam Sumatera Utara melalui pesan berantainya menyebut akan melakukan aksi tandingan pada Jumat besok. Mereka menolak Hari Kedaulatan Babi yang dikampanyekan massa #SaveBabi pada Senin lalu.
Juru Bicara Sumut Bermartabat, Abdul Hakim Siagian mengatakan, aksi tersebut sebagai reaksi atas aksi massa Senin lalu yang telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Sumut Bermartabat sendiri merupakan salah satu organisasi yang akan ikut dalam aksi koalisi ini. “Wacana-wacana yang muncul dalam aksi itu sangat mengganggu,” katanya.
Dia mencontohkan wacana memperjuangkan kedaulatan babi. Padahal, sebelum ini masyarakat luas sudah dilanggar hak-haknya dengan banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai, ke laut dan di banyak tempat lain. Dia menyebut, massa #SaveBabi seolah-olah menjadi korban atas kejadian ini, padahal masyarakat luas yang dibuat resah karena banyaknya bangkai babi yang berserakan.
Aksi Tolak Save Babi ini, menurut dia, tak lain sebagai sebuah upaya saling mengingatkan bahwa Sumut bukanlah milik sekelompok. Adapun pesan berantai yang beredar melalui aplikasi Whatsapp tersebut berisikan ajakan aksi pada Jumat mendatang.
Ada empat poin tuntutan yang mereka siapkan, yakni menolak Hari Kedaulatan Babi, jangan mengusik dan memancing umat Islam mayoritas marah, mendukung Pemprov Sumut memberantas virus kolera babi dan mendukung lokalisasi peternakan babi.
Aksi massa ini akan dilakukan di dengan Gedung DPRD Sumut di Jalan Imam Bonjol. Lokasi itu, sebelumnya menjadi pusat unjuk rasa massa gerakan #SaveBabi pada Senin lalu.
Reporter: Daniel Pekuwali
Editor: Luhut Simanjuntak