Recyclo Ubah Sampah Plastik Menjadi Karya Bernilai Jual


Beberapa produk bentuk hewan endemik Indonesia yang hampir punah, yaitu orangutan, harimau, gajah, badak yang dihasilkan dari sampah plastik. (f:amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Muhammad Iqbal Lubis, 39 tahun, membentuk Recyclo sebagai solusi permasalahan sampah di Kota Medan.
Recyclo merupakan tempat pengelolaan sampah plastik yang diubah menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual, seperti alas gelas, gantungan kunci, hingga meja dan kursi.
Selaku Founder Recyclo, Iqbal, menceritakan keputusannya memulai usaha ini karena keresahan yang timbul tentang sampah.
"Awalnya saat pandemi, ada keresahan tentang sampah. Jadi saya memutuskan untuk membuat produk dari daur ulang sampah," katanya di Jalan Sidodame No.154/3, Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Minggu (2/3/2025).
Iqbal mengatakan, sampah yang didaur ulang hanya menggunakan dua jenis sampah plastik, yaitu Low-Density Polyethylene (LDPE) dan High-Density Polyethylene (HDPE).
"Awalnya beli tutup botol dan sampah plastik dari bank sampah yang ada di Kota Medan. Setelah itu kita cacah, bersihkan, dan dijemur," ucapnya.
Proses produksi yang dilakukan oleh Iqbal yakni menggunakan oven dan membuat lembaran plastik, kemudian dibentuk menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual.
Yang menarik, Iqbal juga mengangkat isu lingkungan pada gantungan kuncinya dengan membuat bentuk hewan endemik Indonesia yang hampir punah, yaitu orangutan, harimau, gajah, badak, dan lain sebagainya.
"Jadi bukan hanya estetika saja, tapi juga mengangkat isu lingkungan," ujarnya.
Iqbal menjelaskan, estimasi pembuatan papan plastik sebelum dibuat menjadi bentuk yang diinginkan memakan waktu 3 jam.
"Tiga jam itu mulai dari pencacahan, pemanggangan, dan press sampai jadi papan," tuturnya.
Alat yang digunakan adalah mesin Computer Numerical Control (CNC), dengan titik leleh pada 210 derajat selama kurang lebih 3 jam. Dan pencacahan menggunakan mesin Shredder.
"Mesin cetak CNC itu, kita buat desain lalu mesin tinggal memotong sesuai yang sudah kita buat," katanya.
Pendistribusian barang buatannya, Iqbal mengaku masih melalui teman ke teman. Namun, tak jarang juga dibeli oleh pemerintah dan hotel untuk souvenir.
"Selain itu, kami juga menjual produk melalui marketplace dan media sosial," ucapnya.
Daya tahan produk, diakui Iqbal dapat bertahan lama, karena plastik memiliki jangka waktu yang panjang untuk terurai. (amita/hm25)
NEXT ARTICLE
Ustaz Ahmad Riady: Asmara Subuh Haram