Gubsu Tegaskan Pemerintah Butuh Swasta Terkait Kuota Swab Test


gubsu tegaskan pemerintah butuh swasta terkait kuota swab test
Medan, MISTAR.ID
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menegaskan bahwa pemerintah membutuhkan pihak swasta terlibat dalam kegiatan test swab terhadap masyarakat. Sebab, pemerintah dalam hal ini Provinsi Sumut baru menyanggupi kuota 800-1600 orang per hari.
Karenanya, sepanjang ada izin dan dilakukan dengan cara-cara yang benar, maka kegiatan bisnis test swab dan rapid antigen oleh swasta sah-sah saja. Hal ini disampaikan Edy menjawab wartawan terkait penggerebekan polisi atas lokasi rapid antigen Drive thru Lapangan Merdeka Medan, Selasa (25/5/21). “Perkara dia harus izin, ya lakukan izin. Namanya swasta, bisnis kan boleh-boleh saja, izin,” kata Edy.
Edy mengatakan, layanan rapid test antigen tersebut, pertama dibutuhkan untuk orang yang akan berangkat, sebagai data dia sehat. “Yang kedua test swab. Di Sumut itu dibutuhkan 2,5 persen dari populasi penduduk. Tetapi negara, provinsi baru sampai 800-1600 per hari. Berarti masih kekurangan. Apabila ada swasta-swasta yang ingin melakukan hal tersebut, pastinya melakukan bisnis,” katanya.
Baca Juga:Hendak Melintas di Siantar, Enam Warga Asal Pekan Baru Diswab Antigen, Berikut Hasilnya
“Kalau dia bisnis, itu dilakukan di provinsi lain tetapi tidak menyalahi. Nah orang kita ini biasanya kalau sudah diizinkan akhirnya dia menyalahi. Pakai antigen palsu, antigen bekas. Itu salah dia. Tapi kalau dia berbisnis dan sesuai standar harga nasional. Why not. Tidak masalah itu semua,” sebutnya. (iskandar/hm12)