Medan, MISTAR.ID

Masjid Raya Al-Mashun yang terletak di Jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu ikon islam di Kota Medan. Namun, Masjid yang dibangun di awal abad 20 tersebut bukanlah masjid tertua dalam sejarah Kota Medan.

Pengurus Masjid Raya Al Mashun, Hamdan mengatakan jauh sebelum ada Masjid Raya Al Mashun didirikan, Masjid Al-Osmani yang ada di Medan Labuhan sudah lebih awal dibangun pada 1854.

"Sebelum membangun masjid raya Al-Mashun ini, sultan sudah membangun beberapa masjid lainnya. Salah satunya masih Oesmani di Labuhan, itu lebih tua dari Masjid Raya Al Mashun," ujarnya kepada Mistar, Selasa (4/3/2025).

Lantas, mengapa Masjid Raya Al Mashun memiliki nilai lebih? Hamdan mengatakan Masjid yang dibangun oleh Sultan Ma'mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah itu memiliki gaya arsitektur berbeda dengan masjid lainnya.

"Arsitekturnya unik karena perpaduan antara arsitektur eropa, timur tengah dan asia. Ini dibangun sultan 1906 dan selesai 1909," ucapnya.

Masjid Raya Al Mashun juga memiliki visi tertentu. Selain menjalankan ibadah, Masjid yang dahulunya satu kawasan dengan Istana Maimun itu disiapkan untuk pusat pendidikan agama islam di Kota Medan.

"Tujuan sultan bangun ini, utamanya untuk tempat ibadah. Untuk salat lima waktu. Kemudian, sebagai pusat pendidikan agama islam. Jadi, para ulama dan guru disiapkan dari masjid ini dengan keilmuannya masing-masing," tuturnya.

Hamdan mengatakan sultan memiliki visi menciptakan cendekiawan muslim yang berkualitas dari hadirnya Masjid Raya Al-Mashun pada zamannya.

"Sultan itu ingin mencerdaskan umat muslim, agar mereka paham tentang agama, bagaimana beribadah. Guru-guru yang ada disini punya keilmuannya masing-masing di bidang fiqih, tafsir, sejarah, hadis dan lainnya," ucapnya. (iqbal/hm20)