Vladimir Putin Resmi Dilantik Sebagai Presiden Kelima Rusia
Vladimir Putin Resmi Dilantik Sebagai Presiden Kelima Rusia
Moskow, MISTAR.ID
Periodesasi jabatan kelima Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia sudah dimulai, pasca pelantikannya di Moskow, pada Selasa (7/5/24).
Upacara berlangsung di Istana Grand Kremlin, usai pemimpin berumur 71 tahun itu melakukan perjalanan singkat menggunakan mobil menuju lokasi dari tempat kerjanya.
Protokol saat ini perdana kali dipakai pada tahun 1996, saat Boris Yeltsin memulai masa jabatan keduanya. Sumpah untuk mengabdi pada bangsa dan rakyatnya dilaksanakan dengan meletakkan satu tangan pada salinan khusus konstitusi yang dipergunakan pada saat pelantikan.
Baca juga:Resmi Swedia Anggota NATO ke-32, AS Kritik Vladimir Putin
Dokumen yang dipakai, pada Selasa (7/5/24) diperbarui untuk menggambarkan amandemen yang diadopsi pada tahun 2020 dan dimasukkannya 4 daerah bekas Ukraina yang memberikan suara dalam referendum pada tahun 2022 untuk bergabung dengan Rusia.
Anggota senat dari kedua kamar di parlemen negara dan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) hadir.
Usai pengambilan sumpah, Ketua Hakim, Valery Zorkin mengukuhkan jabatan Presiden kelima Putin, yang akan berlangsung selama 6 tahun. Pelantikan Putin sebelumnya pada tahun 2000, 2004, 2012 dan 2018.
Baca juga:Yakin Menang Pilpres Rusia, Vladimir Putin Pilih Maju Tanpa Partai
Tahun ini adalah tahun yang menarik sebab beberapa negara Barat dan Uni Eropa (UE) memutuskan untuk memboikot acara tersebut. Pemerintah negara-negara itu mengklaim Pemilihan Presiden (Pilpres) di Negara Beruang Merah dimenangkan Putin dengan rekor 87,28% suara, tak berlangsung bebas dan adil.
Kemitraan Rusia dengan negara-negara Barat berada pada titik terburuk dalam sejarah. Moskow menuding Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melancarkan perang proksi melawan Rusia.
Sanksi, tekanan diplomatik dan pasokan bantuan militer ke Ukraina bertujuan untuk menghalangi perkembangan Rusia, penilaian dari para pemimpin Ukraina. Negara-negara Barat mengklaim bereaksi pada agresi tak beralasan yang diperbuat Putin dan pemerintahannya. (sdnws/hm16)