Umat Kristiani di Seluruh Dunia Peringati Jumat Agung, Merenungkan Pengorbanan Yesus Kristus


Umat Paroki mengikuti Ibadah Jalan Salib yang dipimpin Pastor David Svihel, membawa Salib Kayu menyusuri jalan Utama di Pusat Kota Sarasota, Florida, pada 7 April 2023. (mike lang/the usa today network/mistar)
New York, MISTAR.ID
Jumat (18/4/2025), umat Kristiani di seluruh dunia memperingati Jumat Agung, salah satu hari paling khusyuk dan penuh makna dalam kalender keagamaan Kristen.
Peringatan ini dilakukan beberapa hari sebelum Paskah, sebagai bagian dari rangkaian Pekan Suci yang mengenang peristiwa-peristiwa menjelang penyaliban dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jumat Agung adalah hari untuk merenungkan penderitaan Yesus, mulai dari pengadilan-Nya di hadapan Pontius Pilatus, hukuman mati yang dijatuhkan kepadanya, hingga penyiksaan, penyaliban, dan akhirnya kematian serta penguburan-Nya.
Mengutip dari USA TODAY, Daniel Alvarez, dosen studi agama di Florida International University mengatakan Jumat Agung selama berabad-abad telah menjadi inti dari pesan iman Kristen. “Melalui kematian Yesus Kristus, umat Kristen percaya bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni,” ujarnya.
Meskipun disebut "Good Friday" (Jumat yang baik), istilah "good" di sini berasal dari arti lama yang berarti suci atau saleh sehingga bisa dimaknai sebagai Holy Friday atau Jumat Suci.
Menurut Trinity College di Universitas Melbourne, banyak umat Kristen menjadikan hari ini sebagai hari puasa dan menghadiri ibadah khusus untuk merenungkan salib Kristus.
Ensiklopedia Britannica mencatat bahwa Jumat Agung merupakan hari “dukacita, tobat, dan puasa,” di mana umat mengingat penderitaan Yesus sebagai wujud kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat manusia.
Gabriel Radle, profesor teologi di Universitas Notre Dame, menyampaikan bahwa Jumat Agung adalah bagian penting dari rangkaian yang lebih besar. “Hari ini memang memiliki kekhususan, namun juga merupakan bagian dari sesuatu yang lebih luas,” katanya.
Puasa dan Pantangan Makanan
Sebagian umat Kristen, terutama Katolik, menjalani puasa dan pantang daging pada Jumat Agung sebagai bentuk pertobatan dan penghormatan atas pengorbanan Yesus. Seperti dijelaskan oleh Pastor Dustin Dought, Direktur Sekretariat Ibadah Ilahi Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat, praktik ini dilakukan sebagai bentuk pengosongan diri agar dapat dipenuhi oleh Allah.
Selama masa Prapaskah (40 hari sebelum Paskah), umat Katolik menghindari daging kecuali ikan setiap hari Jumat, termasuk Jumat Agung. Daging yang tidak boleh dikonsumsi antara lain: Daging ayam, Daging babi dan Daging sapi.
Ikan diperbolehkan karena dianggap sebagai jenis daging yang berbeda, menurut Dewan Pengelolaan Perikanan.
Kaitan dengan Hari Raya Paskah Yahudi (Pesach)
Alvarez juga menjelaskan adanya keterkaitan langsung antara Jumat Agung dalam tradisi Kristen dan Paskah Yahudi (Pesach), yang memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Dalam kisah Paskah, bangsa Israel menandai pintu rumah mereka dengan darah domba agar Malaikat Maut tidak mengambil nyawa anak sulung mereka.
Yesus disebut sebagai “Anak Domba Allah” dalam tradisi Kristen, karena seperti domba Paskah yang disembelih untuk menyelamatkan, Yesus juga dikorbankan demi menyelamatkan umat manusia dari murka Tuhan atas dosa.
“Konsep korban anak sulung sangat penting. Yesus adalah Anak Sulung Tuhan, dan darah-Nya menjadi simbol keselamatan, sama seperti darah domba dalam tradisi Yahudi,” kata Alvarez. (usa today/hm25)