Friday, April 25, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Dua Warga Tiongkok Jadi Tawanan karena Ikut Perangi Ukraina, Perumit Situasi

journalist-avatar-top
Kamis, 17 April 2025 11.21
dua_warga_tiongkok_jadi_tawanan_karena_ikut_perangi_ukraina_perumit_situasi_

Pemerintah Ukraina memperlihatkan ke publik dua Warga Tiongkok jadi tawanan perang (f:ist/mistar)

news_banner

Ukraina, MISTAR.ID

Dua pria asal Tiongkok muncul di hadapan media, mengenakan seragam tempur dan dikawal ketat pasukan Ukraina. Mereka adalah tawanan perang diduga bergabung sebagai tentara bayaran di pihak Rusia. Langkah Ukraina memperlihatkan mereka di konferensi pers memicu kontroversi hukum, sekaligus mengguncang panggung diplomasi internasional.

Langkah ini dinilai melanggar hukum humaniter internasional yang melindungi tawanan perang dari eksposur publik. Tapi Kyiv tampaknya menilai risikonya sepadan: dunia kini tahu, warga Tiongkok mulai muncul di garis depan perang Rusia-Ukraina.

Dalam konferensi pers itu, kedua pria yang identitasnya dirahasiakan mengaku tergiur janji uang. Salah satu dari mereka kehilangan pekerjaan akibat pandemi dan menemukan video rekrutmen tentara Rusia di TikTok, yang menjanjikan bayaran hingga 250.000 rubel (sekitar $3.000) per bulan, dua kali lipat dari gajinya di Tiongkok.

Awalnya ia berharap ditempatkan sebagai tenaga medis, sesuai pengalamannya. Namun begitu tiba di Moskow, ia langsung dikirim ke pelatihan tempur. Tanpa memahami bahasa Rusia, ia hanya mengandalkan isyarat tangan.

Kontrak militer yang ditandatangani sepenuhnya dalam bahasa Rusia mengikat mereka untuk ikut bertempur dan mendukung operasi militer di luar wilayah Rusia. Hanya tiga hari di garis depan, mereka tertangkap di Donetsk setelah operasi yang kacau.

“Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan saat kapten berteriak ‘Da, da, da’. Saya pikir dia bercanda, jadi saya bersembunyi,” ujar salah satu dari mereka dikutip dari cnn, Kamis (17/4/2025).

Kehadiran mereka memperuncing posisi Tiongkok yang selama ini mengklaim netral dalam konflik. Ukraina menyebut ada 155 warga Tiongkok lainnya yang juga bergabung dengan pasukan Rusia.

Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan belum ada bukti perintah langsung dari Beijing, tapi yakin pemerintah Tiongkok mengetahui keterlibatan warganya.

“Kami tidak mengatakan ada yang memberi perintah. Namun kami yakin Beijing tahu apa yang sedang terjadi,” ujarnya.

Kedua tawanan menyebut video rekrutmen viral di TikTok sebagai pintu masuk mereka. Video itu menampilkan latihan militer Rusia dengan slogan: “Jadilah pria sejati”, disertai teks Mandarin dan rincian pembayaran.

Kyiv sendiri sudah beberapa kali menghadirkan tawanan perang asing di hadapan publik termasuk dari Nepal, Afrika, dan Korea Utara. Tapi kali ini, asal negara tawanan dan momentum politik membuatnya sangat strategis.

Pengamat menilai, ini bukan hanya upaya mempermalukan Rusia, tapi juga sinyal keras bagi dunia internasional. Ukraina ingin menunjukkan bahwa dukungan China pada Rusia bisa lebih dari sekadar diplomatik dan ekonomi.

“Ini langkah politik yang jelas untuk menyoroti keterlibatan China dalam konflik,” kata Anders Puck Nielsen dari Royal Danish Defence College.

Pemerintah Tiongkok merespons dengan pernyataan datar namun tegas.

“Kami minta semua pihak memahami posisi Tiongkok secara obyektif dan bijaksana,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian. (hm17)

REPORTER:

RELATED ARTICLES