Presiden Taiwan Berkunjung ke Hawaii, China Siap Ambil Langkah Tegas


presiden taiwan berkunjung ke hawaii china siap ambil langkah tegas
Beijing, MISTAR.ID
Presiden Taiwan, Lai Ching-te, melakukan transit di Hawaii, Amerika Serikat, dalam rangka kunjungan ke beberapa negara di Pasifik. Namun, China merespons dengan murka atas kunjungan tersebut.
Lai disambut dengan sambutan meriah di Hawaii, Sabtu (1/12/24), termasuk karpet merah, rangkaian bunga, dan ucapan ‘aloha’. Selama dua hari persinggahannya, Lai mengunjungi berbagai tempat bersejarah, seperti museum sejarah pulau Pasifik dan USS Arizona Memorial di Pearl Harbour. Ia juga disambut oleh pejabat tinggi AS, termasuk Gubernur Hawaii Josh Green dan Ingrid Larson, Direktur pelaksana American Institute in Taiwan (AIT).
Lai menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Amerika Serikat atas dukungannya dalam tur tersebut. Dalam pidato publik pertama selama perjalanan itu, ia menyebut kemitraan AS-Taiwan sebagai “sangat kokoh”.
Ketua AIT, Laura Rosenberger, juga menekankan pentingnya hubungan antara Washington dan Taipei, dan menyebutnya sebagai kemitraan yang semakin kuat.
Baca Juga : Presiden Taiwan Sebut Tak Ada Pemenang dalam Perang saat Berkunjung ke Hawaii
Namun, China tidak terima dengan kunjungan tersebut. Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras langkah AS dalam menyambut Lai. China menegaskan bahwa mereka menentang segala bentuk pertukaran resmi antara AS dan Taiwan, yang mereka klaim sebagai bagian dari wilayah mereka.
China juga menyatakan akan mengambil langkah-langkah tegas dan kuat untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial mereka.
Selain itu, China mengkritik keputusan AS untuk menyetujui penjualan senjata ke Taiwan, yang diperkirakan bernilai USD 385 juta. China menyebut langkah ini sebagai ‘sinyal yang salah’ yang bisa memperburuk hubungan AS-China. Washington memiliki kewajiban untuk menyediakan sarana pertahanan bagi Taiwan meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan pulau tersebut.
China terus menganggap Taiwan sebagai wilayah yang harus reunifikasi dengan daratan, meskipun Taiwan menolak klaim tersebut dan mempertahankan statusnya sebagai entitas yang merdeka. (mtr/hm24)