Tokyo, MISTAR.ID

Kekhawatiran terhadap kemungkinan letusan Gunung Fuji semakin meningkat. Sebuah panel ahli Jepang, yang dikumpulkan oleh Kantor Kabinet, merilis panduan bagi lebih dari 44 juta penduduk di wilayah Tokyo Raya untuk menghadapi skenario terburuk.

Dalam panduan yang diumumkan, Jumat (21/3/2025), panel menyarankan warga untuk tetap berada di dalam ruangan jika terkena dampak abu vulkanik, kecuali jika kondisinya sudah sangat parah. Mereka juga menekankan pentingnya persiapan darurat, termasuk stok makanan dan air, guna menghadapi potensi gangguan pasokan.

Gunung Fuji, yang memiliki ketinggian 3.776 meter, berpotensi menyemburkan abu vulkanik hingga setebal 30 cm ke wilayah Tokyo yang berjarak sekitar 100 km di timur lautnya. Jika hal ini terjadi, dampaknya bisa sangat besar, antara lain, dapat meruntuhkan rumah-rumah kayu, terutama jika abu bercampur dengan hujan.

Kemudian, kerusakan pada bangunan besar sangat berpotensi seperti gym sekolah yang kerap digunakan sebagai pusat evakuasi. Bahkan ada ancaman gangguan infrastruktur, seperti pemadaman listrik, hilangnya sinyal ponsel, serta buruknya kualitas air.

Malasah yang dapat terjadi juga adalah gangguan transportasi karena abu yang menutupi jalan dapat membuat kendaraan tidak bisa melintas.

Jika kondisi semakin memburuk dan rumah-rumah mulai mengalami kerusakan parah, warga diimbau untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Aturan dasarnya adalah sebisa mungkin tetap berada di dalam ruangan di area yang terkena abu vulkanik dan terus tinggal di tempat aman seperti rumah," sebut panel dalam laporan mereka, dikutip dari CNA, Senin (24/3/2025).

Namun, panel juga menegaskan bahwa panduan ini bukanlah prediksi mengenai kapan letusan Gunung Fuji akan terjadi atau seberapa besar letusan yang mungkin terjadi. Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada dan bersiap menghadapi segala kemungkinan. (mtr/hm17)