Arizona, MISTAR.ID

Jumlah kematian akibat cuaca panas di daerah metropolitan Amerika Serikat terus meningkat, meski temperatur ekstrem yang melanda Phoenix selama musim panas sudah berubah relatif lebih sejuk mendekati musim gugur ini.

Pejabat kesehatan masyarakat di Maricopa County, kawasan terpadat di Arizona, pekan ini mengatakan ada 202 kematian terkait panas telah terkonfirmasi pada hingga 9 September 2023. Jumlah ini jauh tinggi dibanding waktu yang sama pada tahun lalu, yakni 175 orang, seperti dikutip dari Associated Press.

Sebanyak 356 kematian lainnya pada tahun ini sedang diselidiki apakah terkait kondisi gelombang panas.

Ahli patologi forensik mengatakan bahwa diperlukan setidaknya beberapa pekan, bahkan berbulan-bulan penyelidikan untuk menentukan apakah panas merupakan faktor penyebab dalam kematian seseorang.

Baca Juga: Gelombang Panas Ekstrem Landa Bumi Tak Lepas dari Ulah Manusia

Sebagai contoh, akhir tahun 2022, county ini telah mengonfirmasi 378 kematian terkait panas, tetapi angka tersebut kemudian bertambah menjadi 425 saat penyelidikan berlangsung.

Kematian akibat panas yang terkonfirmasi tahun ini termasuk 51 terjadi di dalam ruangan. Sebagian besar karena AC tidak berfungsi atau dimatikan.

Para tunawisma menyumbang 42% dari jumlah kematian akibat panas tahunan yang telah terkonfirmasi sejauh ini.

Baca Juga: Gelombang Panas di India Kian Mengkhawatirkan, Kematian Dua Kali Lipat

Phoenix terus mencatat rekor suhu tinggi bahkan hingga akhir pekan lalu, di mana pada hari ke-55 tahun ini suhu mencapai setidaknya 43,3 derajat Celsius di Bandara Phoenix Sky Harbor.

Phoenix mengalami tiga bulan terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1895. Bulan Juli menjadi yang terpanas disusul Agustus yang kedua.

Suhu rata-rata harian mencapai 36,1 C pada bulan Juni, Juli dan Agustus–melewati rekor sebelumnya 35,9 C yang terjadi tiga tahun lalu.

Setelah dalam beberapa hari terakhir turun hujan, cuaca di Phoenix pada hari Kamis kemarin relatif lebih sejuk. (Mtr/hm22_