Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
INSPIRASI

Pantang Menyerah, Ibu Tiga Anak di Simalungun Sukses jadi Pengusaha Roti Kemasan

journalist-avatar-top
By
Friday, December 6, 2024 15:46
0
pantang_menyerah_ibu_tiga_anak_di_simalungun_sukses_jadi_pengusaha_roti_kemasan

Pantang Menyerah Ibu Tiga Anak Di Simalungun Sukses Jadi Pengusaha Roti Kemasan

Indocafe

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Eliyasari Siregar (41), membuktikan bahwa kesuksesan tidak akan diperoleh tanpa perjuangan dan kerja keras. Dari dapur rumahnya, ibu tiga anak ini membangun usaha roti kemasan dengan nama ‘Roti Qeis’. Kini, produk yang mnegadopsi dari nama anak sulungnya itu telah berkembang pesat di Pematangsiantar.

Eli memulai usaha rotinya pada September 2024. Sebagai seorang pegawai di salah satu sekolah, ia memutuskan membuka usaha ini untuk menambah penghasilan dan membantu suaminya membeli pupuk untuk kebun mereka.

Bermodalkan 3 kg adonan roti, ia menghasilkan sekitar 140 bungkus roti yang dititipkan ke kantin sekolah. “Awalnya saya hanya membuat 3 kg adonan sendiri. Setiap pagi sebelum berangkat kerja, saya mengantarnya ke kantin,” kenang Eli saat ditemui di rumahnya Jalan Melati Lorong 7 Beringin, Kelurahan Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Simalungun, Jumat (6/12/24).

Berkat kegigihannya, hanya dalam waktu tiga bulan, ia berhasil meningkatkan produksi menjadi 80 kg setiap harinya. Ribuan bungkus roti ini tersebar di lebih dari 300 kedai dan kantin-kantin sekolah.

Eli menawarkan berbagai varian roti, seperti ceres, taro, pandan, kacang merah, sosis, dan abon. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau, yaitu Rp2.500 untuk varian abon dan Rp1.600 untuk varian lainnya.

Baca Juga : Dari Kerajinan ke Kuliner, Cerita Sukses Nely Suryani Tambah Penghasilan

Meski harganya kompetitif, Eli tetap mengutamakan kualitas dan kesehatan. “Kami selalu membuat roti yang sehat tanpa pengawet, menggunakan bahan terbaik, termasuk pewarna yang sudah BPOM. Bahkan roti kami aman untuk penderita asam lambung karena penggunaan pengembangnya minimal,” jelasnya.

Meski tahan hingga tujuh hari, Eli menyarankan konsumen menikmati rotinya dalam empat hari pertama untuk cita rasa yang terbaik. Ia juga siap menerima pengembalian jika roti tidak laku dalam empat hari, membangun kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produknya.

Pernah Gagal di Usaha Bolen Pisang

Kegagalan usaha bolen pisang sebelumnya sempat membuat Eli ragu untuk memulai bisnis baru. Namun, dorongan dari sahabat yang percaya pada kemampuan kulinernya menjadi titik balik.

Dengan latar belakang pendidikan tata boga dari SMK hingga perguruan tinggi, serta peralatan yang sudah dimilikinya, Eli akhirnya memberanikan diri membuka usaha roti kemasan.

“Dulu saya terlalu malu untuk memasarkan produk. Sekarang, saya sadar bahwa promosi adalah kunci. Saya gencar menawarkan roti ke kedai, menggunakan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp, serta meminta dukungan teman-teman,” ungkapnya.

journalist-avatar-bottomSyahrial Siregar

RELATED ARTICLES