Dilaporkan ke Polres Tapteng, Dua Pelaku yang Cabul Anak Tetangga Bebas


Ilustrasi korban pelecehan (f:ist/mistar)
Tapteng, MISTAR.ID
Seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), diduga menjadi korban pencabulan. Ironisnya, terduga pelaku berinisial AA dan A hingga kini berkeliaran kendati sudah dilaporkan ke Polres Tapteng.
Ibu korban berinisial SS dari bocah berinisial MS menyebutkan, dirinya telah melaporkan dua pria yang masih tetangga dan berkaitan keluarga, yakni AA dan A, ke Polres Tapteng, dengan nomor surat LP/B/481/XI/2024/SPKT/POLRES TAPTENG/ POLDA SUMUT, tanggal 23 November 2024.
SS menceritakan, kisah memilukan ini berawal saat mendengar suara AA dan disusul teriakan anaknya meminta tolong.
"Waktu itu aku lagi istirahat siang di rumah. Anakku minta izin main ke rumah tetangga yang menjadi terduga pelaku. Sebelumnya aku mendengar suara ayah A mengatakan, "jangan bilang sama mama mu, nanti ku laporkan kau sama polisi" Lalu terdengarlah teriakan putri ku menyampaikan "Mak tengoklah si AA ini". Aku pun berlari keluar rumah, saat ku kejar AA langsung pergi menggunakan sepeda motornya," kata SS menceritakan, Jumat (28/2/25).
SS mengaku, awalnya kejadian tersebut tidak terlalu digubrisnya karena dibenaknya kemungkinan AA hanya menyuruh MS untuk tidur siang. Namun, saat memandikan putrinya dan membersihkan bagian alat kelamin putrinya, MS mengeluh kesakitan. "Jangan siram ke dalam mak, sakit," Sebut SS menirukan ucapan MS.
Rasa curiga pun menghampiri, selanjutnya ia bertanya kepada MS soal kejadian yang menimpa putri kesayangannya itu. Sembari menangis, MS mengatakan jika AA dan A telah mencabulinya. Mendengar insiden memilukan itu, membuat SS merasa hancur dan tidak terima dengan kenyataan.
Saat itu, SS bergegas ke Puskesmas Sarudik untuk memeriksakan MS. Namun pihak Puskesmas Sarudik menyarankan mereka untuk ke RSUD Pandan. Sebelum ke RSUD, SS berinisiatif membuat laporan ke Polres Tapteng lalu mereka menuju rumah sakit.
"Di rumah sakit, salah satu tenaga kesehatan memotret selaput dara anak ku menggunakan kamera handphone. Kata Tenaga kesehatan saat itu, dokter sedang ada tugas lain," ungkapnya.
Dikatakan SS, usai kejadian itu putrinya mengalami trauma. Siang-malam MS selalu menangis bahkan mengigau. Tak hanya itu, beberapa tetangga pun mulai mencemoohkan hingga kata-kata kasar yang ditujukan kepada mereka.
SS menyebutkan jika dirinya telah menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan/Pengaduan, B/SA/RES.1.24/2025/Reskrim tanggal 2 Januari 2025. Ia berharap, pihak kepolisian segera menangkap terduga pelaku yang hingga saat ini masih bebas berkeliaran.
"Pak Kapolres, tolong berikan kami keadilan. Anak ku trauma, siang malam menangis semenjak kejadian itu. Kemana lagi kami mengadu pak," ungkapnya sedih.
Terpisah, Kapolres Tapteng, AKBP Wahyu Endra Jaya, yang dikonfirmasi menyampaikan terimakasih kepada wartawan dan memastikan bahwa laporan itu akan segera ditindaklanjutinya.
"Terimakasih informasinya, saya sangat atensi dan selanjutnya akan menindaklanjuti," ujarnya. (feliks/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Hilal di Medan Tidak Terlihat