Terinspirasi Seniman Rusia, Gadis Medan Ini Buka Usaha Kecantikan Kuku
terinspirasi seniman rusia gadis medan ini buka usaha kecantikan kuku
Medan, MISTAR.ID
Bekerja sebagai freelancer di dunia event organizer (EO), Arini Dwi Putri setiap saat harus bersinggungan dengan fashion atau lifestyle.
Setelah melihat berbagai tren gaya hidup yang muncul, gadis berusia 23 tahun ini akhir memutuskan untuk membuka usaha nail art atau seni mempercantik kuku.
Arini pun memberanikan diri membuka studio sendiri yang ia beri nama ‘Cutetake Nail Art’, bertempat di kediaman orang tuanya, Jalan Alfaka IV, Lingkungan IB, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli.
Baca juga:Manfaat Garam Laut bagi Kecantikan
Saat ditemui Mistar, Senin (11/11/24), Arini mengaku membuka usaha ini karena terinspirasi dari seorang seniman kecantikan kuku terkenal asal Rusia.
“Saya terinspirasi dari nail artist Rusia yang namanya Anastasia Kulagina,” ungkapnya.
Bungsu dari dua bersaudara ini memulai usahanya lebih kurang enam bulan lalu.
“Saya sudah buka Cutetake Nail Art ini selama 6 bulan dengan modal awal sekitar Rp10 juta,” beber Arini blak-blakan.
Alumni SMA Laksamana Martadinata Brayan ini mengaku memilih membuka usahanya di rumah atau home studio agar tidak mengeluarkan biaya lebih banyak.
Baca juga:Kisah 40 Tahun Usaha Bengkel Tambal Ban Pinggir Jalan, Tetap Disyukuri
“Buka studio di luar dananya lumayan besar bisa sampai puluhan juta rupiah. Jadi lebih bagus di rumah saja sekalian mengumpulkan dana untuk menikah,” ujarnya sembari tertawa.
Sebelum membuka studionya, Arini sempat berniat mengikuti kelas yang digelar Anastasia. Namun, karena pelaksanaannya di Bali, dia pun mengurungkan niat itu.
“Sebenarnya pengen ikut kelas dia kemarin. Cuma, harus ke Bali dan itu mahal. Akhirnya, aku ambil kelas online sama murid dari Anastasia Kulagina,” ungkapnya.
Untuk memasarkan ‘Cutetake Nail Art’, Arini memanfaatkan dua dua platform media sosial.
“Kalau pemasaran usaha saya itu melalui dua platform online yaitu IG (Instagram) dan Shopee. Selebihnya, dari teman ke teman,” tuturnya.
Baca juga:Terima Murid Program Pemagangan Dalam Negeri, LPK: Bisa Langsung Kerja atau Buka Usaha
Arini pun mengakui banyak tantangan yang dihadapinya selama menjalankan usaha ini.
Selama enam bulan membuka usahanya, Arini kini bisa melayani 3 sampai 4 pelanggan setiap hari. Karena, satu pelanggan butuh waktu 4 jam untuk melukis atau menghias kukunya.
“Kesulitan itu di gambar. Sebisa mungkin kita harus bisa gambar dan tangannya gak boleh tremor karena medianya (kuku) itu kecil,” jelasnya.
Untuk harga jasa pelayanan, Arini mengatakan, semuanya tergantung tingkat kesulitan melakukan nail art.
Baca juga:Kisah LPK Riski Ananda, dari Salon Kecantikan ke Lembaga Pelatihan Kerja
“Kalau full art atau aksesoris di harga Rp300 ribu sampai Rp500 ribu, itu tergantung kesulitan sama aksesoris apa yang dipakai,” katanya.
Beberapa alat yang dibutuhkan Arini untuk membuat kreasi kecantikan kuku antara lain, nipper (tang pemotong kuku), gunting, pusher, beberapa jenis brush, sikat, nail dust, nail UV, gel polish beberapa warna dan varian, acc, dan lain-lain.
Arini berniat untuk memiliki home studio yang berdampingan dengan coffee shop setelah menikah nantinya.
“Harapannya sih, sebenarnya pengen punya studio sendiri. Walaupun konsepnya tetap home studio, tapi di sebelahnya ada coffee shop. Doakan saja semoga terealisasi,” pungkasnya. (devi/hm17)