Saturday, April 26, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Peternak Maggot di Kota Medan, Mengolah Sampah jadi Peluang Bisnis

journalist-avatar-top
Sabtu, 23 November 2024 20.34
peternak_maggot_di_kota_medan_mengolah_sampah_jadi_peluang_bisnis

peternak maggot di kota medan mengolah sampah jadi peluang bisnis

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Ratna Sri Dewi (48), mengawali kariernya sebagai peternak bebek. Namun, ia menghadapi kendala besar dalam hal modal, yang mendorongnya untuk mencari alternatif usaha lain, yakni budidaya maggot.

Sejak memulai budidaya maggot pada awal 2019, Ratna merasakan manfaat besar dari usaha ini.

“Budidaya maggot sangat mulia karena selain mengolah sampah yang banyak di kota Medan, kita juga bisa menghasilkan uang dan memberikan solusi bagi masalah sampah organik,” katanya, Sabtu (23/11/24).

Menurutnya, tantangan terbesar yang dihadapi dalam budidaya maggot adalah lingkungan dan pemasaran.

“Lingkungan di sekitar kita memang menjadi tantangan, terutama soal pengolahan sampah, dan juga penjualan produk. Karena itu, kita harus punya konsep ternak yang jelas,” tuturnya.

Baca juga: Budidaya Maggot yang Memiliki Banyak Manfaat Masih Minim di Medan

Ibu 4 anak ini berharap agar budidaya maggot dapat berkembang lebih besar dan dikenal masyarakat. Ia juga berkeinginan agar maggot bisa menjadi solusi untuk mengurai sampah organik.

“Kota Medan memiliki banyak sampah organik yang terbengkalai. Jika kita memiliki lahan yang memadai, maggot bisa menjadi alternatif solusi untuk mengurangi sampah di TPA,” ujarnya.

Pemasaran produk maggot yang dijual Ratna dilakukan secara offline maupun online, dan ia merasa bersyukur karena hasil penjualannya mulai stabil.

“Setiap hari saya menjual produk fresh maggot dan produk turunannya, seperti telur bebek organik yang pakannya berasal dari maggot,” sebutnya lagi.

Baca juga: Kurangi Sampah di TPA, DLH Medan Gelar Pelatihan Budidaya Maggot dan Bank Sampah

Ratna menjelaskan, beberapa produk maggot yang ia miliki, yakni fresh maggot usia 18 hingga 21 hari, telur maggot, maggot kering premium dan juga prepupa maggot atau calon indukan yang siap panen setelah 60 hari.

Maggot kering, tambahnya, dijadikan bahan baku pelet untuk ikan hias, sementara kotoran maggot dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk penyuburan tanaman.

Ratna menjelaskan bahwa maggot kering premium bisa dijual seharga Rp70.000 per kilogram, sementara fresh maggot dijual Rp10.000 per kilogram.

Ratna juga berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap pengolahan sampah organik dengan menyediakan lahan tidak terpakai untuk diberdayakan.

“Saya berharap pemerintah bisa membantu menyediakan lahan untuk pengolahan sampah, terutama di Medan, agar usaha seperti ini dapat berkembang,” harapnya.

Untuk diketahui, maggot, atau larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) merupakan salah satu media pengurai sampah organik yang baik.

Kemampuannya untuk mengurai materi organik yang sudah mati, seperti bangkai hewan dan sisa-sisa tumbuhan menjadi peluang untuk menyelesaikan masalah sampah. (susan/hm27)

REPORTER:
TAGS