Petani Sawit di Simalungun Keluhkan Hasil Panen Berkurang


Hasil panen sawit milik salah satu petani di Simalungun. (f:abdi/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Petani sawit di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun mengeluh hasil panen yang berkurang.
Seperti dikatakan Awang Setia, 35 tahun, petani asal Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun.
Selain dampak mahalnya harga pupuk, cuaca panas saat ini menjadi salah satu faktor berkurangnya hasil panen petani.
"Pupuk mahal, hujan juga tidak ada, akhirnya buah sawit jadi trek atau sawit tidak berbuah seperti biasanya," katanya pada Mistar, Minggu (23/2/2025).
Awang menjelaskan jika hari panas petani sawit tidak bisa melakukan pemupukan. Karena akan sia-sia, pupuk tidak bisa diserap dengan baik oleh pohon kelapa sawit, sehingga semakin memperparah keadaan.
"Saat ini hasil panen bisa berkurang hingga 50 persen dari biasanya. Jika normalnya bisa mendapatkan 1 ton lebih dalam satu hektare," ucapnya.
Sementara, petani lainnya Zulefendi, 34 tahun, menyayangkan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang tak kunjung naik, meski keadaan buah minim. Hal ini semakin menyulitkan para petani sawit terkhusus petani yang hanya memiliki lahan sedikit.
"Kami berharap saat ini, harga sawit bisa mahal, kalau harga sekarang masih harga lama yakni Rp2.700 hingga Rp2.900 per kilogram," ucapnya.
Seperti diketahui, harga TBS di Kecamatan Tanah Jawa beberapa waktu lalu sempat menyentuh harga Rp3.000 per kilogram. Namun harga itu terus bergerak turun hingga.
Sementara itu, Eko Manurung pemilik Ram (timbangan digital untuk menimbang kendaraan pengangkut kelapa sawit) mengatakan harga TBS di Ram tempatnya menjual telah turun hingga Rp100 per kilogram dalam satu hari.
“Minggu kemarin masih Rp3.000 per kilogram. Kemarin drastis turunnya, sehari turun Rp100 sehingga menjadi Rp2.900 per kilogram," tuturnya.
Menurut Eko, sebagian besar petani sawit di Kabupaten Simalungun memang mengalami musim trek. Dimana produksi TBS dari kebun sawit petani tengah anjlok.
"Produksi sawit rata-rata berada di bawah 50 persen dari biasanya," ucapnya.
Terpisah, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) nasional mencatat data daftar harga Kelapa Sawit secara nasional.
Ada tiga provinsi di Sumatera yang cukup baik, yakni di Sumatera Selatan mencapai Rp3.464 per kilogram, Jambi mencapai Rp2.930 per kilogram, kemudian di Padang Rp3.519 per kilogram. (abdi/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Muncul Kembali, Band Punk Sukatani Sampaikan Hal Ini