Suka Duka Guru Penyandang Disabilitas Mengajar di SLB
Suka Duka Guru Penyandang Disabilitas Mengajar Di Slb
Medan, MISTAR.ID
Sebagai penyandang disabilitas tunanetra, tak menghalangi Ricky Darmawan menjadi seorang guru. Dia memutuskan menjadi seorang guru SLB karena merasa akan bisa lebih memahami para siswa penyandang disabilitas.
Lulus dari Sekolah Luar Biasa Atas (SLBA) pada tahun 2014, Ricky pun melamar ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Dwituna Harapan Baru, Jalan Sei Batang Serangan No.75, Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
Setelah mendapat pelatihan khusus, Ricky hingga saat ini masih terus aktif mengajar di sekolah tersebut.
“Kebetulan saya juga disabilitas, jadi saya cukup mengerti cara mengajari murid-murid ini. Saya menerapkan apa yang telah saya dapat lalu saya bagi dengan murid-murid ini,” katanya ketika ditemui mistar.id, Kamis (5/12/24).
Baca juga: SLB Segera Diintegrasikan, Begini Tanggapan Pengurus HWDI
Pria yang sudah menjadi guru di selama 9 tahun di sekolah tersebut mengungkapkan, pembelajaran tidak boleh dipaksakan kepada para siswa disabilitas.
“Kebetulan sekolah ini mengajari penderita disabilitas majemuk. Artinya tunarungu, tunawicara, kadang autis juga di diri satu anak. Nah, mood yang tidak stabil ini membuat kita tidak bisa memaksakan pembelajaran,” jelasnya.
Sebagai guru di sekolah ini, Ricky menambahkan, mereka juga diharuskan bisa memodifikasi pembelajaran sehingga tidak terasa memaksa bagi para siswa.
“Kalau mereka tidak mau, maka tidak boleh dipaksa,” imbuhnya.