Sastrawan Hasan Al Banna: Puisi Sebagai Cermin Kemanusiaan dan Ruang Perayaan
Sastrawan Hasan Al Banna Puisi Sebagai Cermin Kemanusiaan Dan Ruang Perayaan
Medan, MISTAR.ID
Sastrawan, Hasan Al Banna mengatakan, pada hakekatnya puisi akan membicarakan tentang kemanusiaan. Puisi dapat membahas apa saja dan dibaca siapa saja.
Ia menjelaskan, kerja penyair dalam puisi adalah bagaimana menemukan cara ungkap baru tentang hal-hal yang sehari-hari kita hadapi.
Hasan yang belum lama ini meluncurkan buku analogi keduanya berjudul Jenis-Genius Hujan, ini juga menyebutkan bahwa tidak ada kata baru, namun penyair harus menemukan analogi dengan makna yang sama.
“Kalau orang banyak menyebut cinta, tapi bagi penyair dia ingin menemukan kata baru daya ungkap baru dan itu cara kerja puisi makanya penyair tidak pernah berhenti melakukan apapun,” katanya saat ditemui Mistar.id di sebuah Kafe, Jalan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Selasa (24/12/24).
Baca juga: Jaga Tumbuh Kembang Anak, Cegah Cacingan Jadi Fokus Utama
Tercatat, Hasan sebelumnya pernah mengeluarkan buku puisi dengan judul Kopi dan Kepo, dan Kebun Binatang Tipe 36 yang rencananya akan diluncurkan pada akhir tahun 2025. Ketiganya, ia sebut sebagai buku puisi trilogi.
“Kalau buku Kebun Binatang Tipe 36 ini terinspirasi oleh cara anak-anak mempelajari dan mengenal dunia hewan. Aku menggarap sekitar 60 jenis hewan dalam puisi tersebut,” jelasnya.
Meski puisi adalah karya sastra, Hasan tetap berkomitmen untuk membuka ruang bagi orang-orang non-sastra untuk turut menikmati dan memberikan perspektif terhadap puisi.
“Puisi adalah milik semesta, siapapun bisa membacanya,” ungkapnya.
Baca juga: Enam Gereja Ikonik Dunia untuk Merayakan Natal 2024 Penuh Kesan
Ia menekadinkes medan nkan bahwa meskipun tidak semua orang akan menerima puisi dengan cara yang sama, namun saat semakin banyak yang memberi pandangan terhadap sebuah karya, semakin kaya pula literasi yang berkembang.