Wednesday, March 12, 2025
home_banner_first
DAIRI-PAKPAK-KARO

Aliansi Petani Gelar Talkshow di Dairi, Perempuan Selamatkan Lingkungan

journalist-avatar-top
Rabu, 12 Maret 2025 16.34
aliansi_petani_gelar_talkshow_di_dairi_perempuan_selamatkan_lingkungan

Panitia talkshow foto bersama di Lapangan Parongil. (f:ist/mistar)

news_banner

Dairi, MISTAR.ID

Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang diperingati pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya, Aliansi Petani Untuk Keadilan (APUK) menggelar talkshow.

Talkshow yang dihadiri masyarakat Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat di Lapangan Parongil Silima Pungga-pungga Kabupaten Dari mengusung tema 'Peran Perempuan Dalam Keberlanjutan Sumber Daya Alam (SDA) dan Selamatkan Lingkungan'.

Koordinator kegiatan, Monica mengatakan perempuan berperan aktif dalam konflik agraria tidak hanya untuk melawan perusahaan perusak lingkungan, tetapi juga untuk menjadi agen perubahan yang mempromosikan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.

"Untuk itu perlu memberikan akses bagi perempuan untuk mengolah SDA secara adil dan tanpa ada label merendahkan perempuan," ujarnya.

Perempuan, kata Monica, menjadi aktor utama dalam ketahanan pangan, yang mana pemerintah juga harus serius dalam peningkatan SDA yang ada, bukan dengan cara membuat alih fungsi lahan dari pertanian ke pertambangan, maupun industri.

"Bukan hanya melihat kepentingan bagi sepihak sektor yang mengatasnamakan pembangunan. Untuk itu gerakan masyarakat berinisiatif membuat sebuah kajian kebijakan terkait perlindungan SDA dalam meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Dairi," tuturnya.

Masih kata Monica, dengan membahas berbagai produk-produk lokal, seperti makanan, kerajinan tangan dan obat-obatan dari hasil alam yang diolah, perempuan memiliki cara tersendiri untuk menghubungkan dirinya dengan alam dan merawat alam.

"Terkait ekofeminisme juga menjadi sorotan dalam pembahasan dimaksud, dengan tujuan perempuan harus menjadi kunci memegang ketahanan pangan dan sharing perjuangan melawan korporasi perusak lingkungan. Peran perempuan vital dalam pengelolaan SDA di desa," ujarnya.

Sebab, lanjut Monica, kunci untuk pembangunan berkelanjutan melalui partisipasi aktif, misalnya perempuan pengambil keputusan harus terlibat aktif dalam kegiatan pengelolaan SDA. Untuk mencapai keseimbangan yang harmonis antara perekonomian, lingkungan, dan sosial.

"Perempuan bagian dari pelopor ketahanan pangan bagi keluarga. Oleh sebab itu ketika kerusakan lingkungan terjadi, tentu saja perempuanlah yang paling banyak merasakan dampaknya," katanya di acara talkshow yang digelar, Selasa (11/3/2025).

Selanjutnya, narasumber dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, Mareta Sari mengatakan kecenderungan eksploitasi yang berakar dari sistem patriarki membuat lingkungan semakin rusak akibat dari konflik agraria membuat produksi pertanian berkurang.

Selain itu, sumber mata air juga rusak, identitas budaya hilang dan kualitas kesehatan keluarga memburuk. Sehingga penting membangun hubungan harmonis antara manusia dan alam, karena manusia tidak berada di luar alam melainkan merupakan bagian integral dari ekosistem yang kompleks.

Sementara Rumenti Pasaribu, perwakilan masyarakat Kabupaten Toba, berbicara mengenai korban dampak kerusakan lingkungan. Ia bilang, ribuan hektar tanah mereka hilang, negara hanya memberikan 68 hektar yang menjadi hak milik mereka.

Namun karena perjuangan mereka untuk mempertahankan tanah sebagai identitas dan kehidupan manusia, dengan perjuangan yang panjang dan penuh tantangan, intimidasi, akhirnya mereka mendapatkan 200 hektar untuk menjadi hak milik.

Rumenti juga menyampaikan dalam proses perjuangan ini, pemerintah sendiri tidak ada melindungi rakyatnya ketika menghadapi intimidasi, dan tidak hadir melindungi rakyatnya ketika mempertahankan ruang hidup dan ruang produksi rakyat. (manru/hm27).

REPORTER:

RELATED ARTICLES