Jakarta, MISTAR.ID

Pengamat politik, Abdul Hakim menyebut jika Kaesang Pangarep kembali terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), anggapan PSI merupakan kendaraan politik keluarga Jokowi akan semakin menguat.

Pakar asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini menilai pemilihan Ketum PSI dalam Kongres Nasional 19–20 Juli 2025 mendatang akan menjadi momen krusial yang menentukan citra partai di mata publik.

“Apapun mekanismenya, one man one vote, kalau hasilnya kembali mengukuhkan Kaesang, walaupun itu bisa dijawab dengan narasi soal pilihan kader, saya kira itu akan mempertebal anggapan masyarakat bahwa PSI hanya sekadar menjadi kendaraan politiknya Pak Jokowi dan keluarganya. Dan saya kira itu bukan sesuatu yang menguntungkan,” ujar Abdul Hakim seperti dikutip, Rabu (16/7/2025).

Kaesang Pangarep yang saat ini menjabat sebagai Ketum PSI kembali mencalonkan diri dan mendapat dukungan dari 100 DPD tingkat kabupaten/kota dan 10 DPW tingkat provinsi.

Kaesang pertama kali diumumkan sebagai anggota PSI pada 23 September 2023 dan langsung dilantik menjadi ketua umum dua hari kemudian. Menurut Abdul Hakim, hasil pemilihan ini akan menjadi penentu apakah PSI mampu mempertahankan citra sebagai partai independen atau justru dikukuhkan sebagai partai keluarga Jokowi.

“Kalau nanti yang terpilih Kaesang, sulit untuk menyingkirkan anggapan bahwa PSI ini sekadar menjadi partainya Pak Jokowi,” tuturnya.

Pemilihan ketua umum akan dilakukan secara daring melalui mekanisme one man one vote pada 12–18 Juli 2025 melalui situs vote.psi.id, dengan hasil diumumkan pada 19 Juli saat Kongres Nasional di Solo.

Tiga Kandidat Berebut Kursi Ketua Umum Selain Kaesang, dua nama lain yang bersaing yakni Ronald A Sinaga (Bro Ron) – influencer dari Jawa Barat dan Agus Mulyono Herlambang – mantan Ketua Umum PB PMII. (kompas/hm18)