Wednesday, March 12, 2025
home_banner_first
TAPANULI BAGIAN UTARA

Petani Toba Mulai Meninggalkan Padi Lokal Beralih Tanam Jenis Hibrida

journalist-avatar-top
Selasa, 11 Maret 2025 12.19
petani_toba_mulai_meninggalkan_padi_lokal_beralih_tanam_jenis_hibrida

Padi hibrida yang ditanam warga Toba. (f:nimrot/mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Petani di Kabupaten Toba mulai meninggalkan padi lokal dan beralih tanam jenis hibrida. Padahal, Kabupaten Toba pernah dikenal sebagai penghasil beras yang diminati oleh masyarakat luar Toba. Beras lokal Toba dikenal memiliki rasa yang unik dan harum dan khas yang diminati oleh pendatang serta selalu dirindukan.

Namun saat ini, untuk mencari keaslian beras lokal Toba sangat sulit karena masyarakat tidak lagi menanam padi lokal berjenis, Permaisuri, Arias, Boru Tambun dan Kuku Balam dan lain sebagainya.

"Saat ini, kami petani lebih memilih jenis padi yang berumur pendek seperti, jenis padi hibrida Serang dan 99," ujar Hengki Sirait, warga Desa Patane I, Kecamatan Porsea, Selasa (11/3/2025).

Menurutnya, beberapa keunggulan padi hibrida, gabah hasil panen lebih berat dari padi lokal kendati soal cita rasa berasnya masih lebih enak beras lokal. Meskipun padi hibrida juga tidak kalah enaknya.

"Sebagai petani, kita juga mengharapkan hasil yang maksimal saat panen. Apabila menjual padi, berat gabah padi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Hal tersebut didapatkan saat menanam padi hibrida," katanya.

Menurutnya, memang masih ada saja satu, dua petani yang menanam padi lokal. Tetapi hasil panen tidak untuk dijual atau diperjualbelikan, hanya dikonsumsi oleh petani dan keluarganya saja.

"Resiko menanam padi lokal, rentan tumbang. Karena memiliki ketinggian lebih dari satu meter, jika tumbang maka padi akan busuk terendam air. Sementara padi hibrida tingginya hanya setengah meter tidak akan tumbang dihempas angin," ucap Hengki. (nimrot/hm18)

REPORTER:

RELATED ARTICLES