Mengenal PLTU Labuhan Angin, Pelita dari Tanah Tapanuli


PT PLN Indonesia Power UBP Labuhan Angin.(f:ist/mistar)
Tapteng, MISTAR.ID
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi salah satu jenis pembangkit listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. PLTU ini menggunakan batu bara sebagai sumber energi untuk diproses menjadi energi listrik.
Terletak di Desa Tapian Nauli I, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), berdiri PLTU Labuhan Angin yang merupakan salah satu pembangkit PLN Indonesia Power untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem interkoneksi di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Dengan luas area sebesar 56 hektar, PLTU yang terdiri dari 2 unit pembangkit ini diresmikan Presiden RI ke-5, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 28 Januari 2010. Ini merupakan hasil kerja sama antara beberapa perusahaan energy, yaitu PT PLN (Persero), CMEC (China National Machinery & Equipment Import & Expert Corporation), dan PT Prima Layanan Nasional Enjiniring.
Di usianya ke-15 tahun, PLTU Labuhan Angin telah menjadi komponen vital dalam penyediaan energi listrik di wilayah Sumatera. Dengan kapasitas terpasang sebesar 2 x 115 MW, yang dikelola oleh beberapa perusahaan, di antaranya, PT PLN Indonesia Power merupakan anak perusahaan PT PLN Persero, PT PLN Indonesia Power Services sebagai anak perusahaan PT PLN Indonesia Power, PT Haleyora Powerindo, dan PT Garda Power Mandiri.
Keberadaan PLTU Labuhan Angin tidak hanya menyediakan pasokan listrik yang stabil, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan, PLTU Labuhan Angin memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Kapasitas dan Teknologi PLTU Labuhan Angin
Seperti namanya, PLTU Labuhan Angin menggunakan bahan bakar utama batu bara untuk menghasilkan uap panas dalam turbin dengan kebutuhan ±3000 ton/hari.
Energi panas ini akan diubah menjadi energi mekanik untuk menggerakkan generator listrik. PLTU ini memiliki teknologi pengendalian emisi modern Circulated Fluedized Bed Boiler (CFB) yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak lingkungan yang bisa timbul dari penggunaan batu bara.
Meskipun menggunakan batu bara, pengelola PLTU Labuhan Angin selalu berupaya untuk mengurangi potensi dampak lingkungan yang bisa timbul. Selain itu, PLTU ini juga memiliki fasilitas pengolahan limbah yang ketat untuk meminimalisir dampak pencemaran lingkungan.
PLTU Labuhan Angin memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Kapasitas produksinya yang mencapai 2 x 115 MW membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi lain dan memastikan ketersediaan listrik yang andal bagi sektor industri, rumah tangga, maupun fasilitas publik.
Pengembangan Biomassa
Di tengah tantangan disrupsi teknologi dan transisi energi yang terus menerjang, PLTU Labuhan Angin terus berinovasi. Salah satunya, yakni melalui pengembangan pengolahan biomassa yang disebut dengan co-firing.
Pemanfaatan teknologi ini dilakukan untuk menggapai misi Indonesia menuju Net Zero Emission pada tahun 2060. Biomassa yang saat ini digunakan sebagai bahan bakar yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, dan bahan bakar jumputan padat (BBJP).
Ini merupakan langkah nyata PLTU Labuhan Angin untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dan mandiri energi, serta meningkatkan kapasitas nasional yang sejalan dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
Penyerapan Tenaga Kerja
Keberadaan PLTU Labuhan Angin tidak hanya memberikan pasokan energi, tetapi berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja lokal. Dari total kurang lebih 440 pekerja yang terlibat dalam operasional dan pemeliharaan PLTU, sekitar 44 persen merupakan warga asli Desa Tapian Nauli. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberdayakan masyarakat sekitar, dan mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut.
Selain itu, PLTU Labuhan Angin membuka peluang bagi tenaga kerja terampil melalui program pelatihan dan pengembangan keterampilan, yang memungkinkan warga lokal untuk berkompetisi dalam industri energi. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), tetapi juga memperkuat hubungan antara perusahaan dan komunitas setempat.
Meskipun pekerjaan di pembangkit listrik termasuk pekerjaan skil, PLTU Labuhan Angin yakin warga lokal berpotensi untuk berpartisipasi dan berkembang. Sehingga rekrutmen untuk menjadi bagian dari pembangkit listrik, mengutamakan warga di sekitar unit pembangkit. Mereka dilatih dan digembleng agar memiliki skil dan memenuhi standar nasional.
Dengan kontribusi signifikan dalam penyediaan energi dan pemberdayaan tenaga kerja lokal, PLTU Labuhan Angin menjadi contoh nyata sinergi antara industri dan masyarakat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Sumatera.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PLTU Labuhan Angin terus mengembangkan program Corporate Social Responsibility (CSR), sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat. Baik berupa bakti pelayanan masyarakat, bakti pemberdayaan masyarakat, dan bakti pembinaan hubungan.
Melalui program-program CSR yang dilaksanakan, PLTU Labuhan Angin tidak hanya berfokus pada aspek keuntungan finansial, tetapi berkomitmen memberikan kontribusi positif ke masyarakat dan lingkungan.
Keberhasilan dalam berbagai program ini menunjukkan Labuhan Angin berperan aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan di sekitar wilayah operasionalnya. PLTU Labuhan Angin akan terus berupaya untuk meningkatkan dampak positif dari program CSR-nya di tahun-tahun mendatang. (syaiful/hm16)