Friday, January 31, 2025
logo-mistar
Union
SIANTAR

Tetap di Angka 190, Jumlah Warga Siantar yang Meninggal Terpapar Covid Masih Tak Valid

journalist-avatar-top
By
Friday, October 29, 2021 11:11
13
tetap_di_angka_190_jumlah_warga_siantar_yang_meninggal_terpapar_covid_masih_tak_valid

tetap di angka 190 jumlah warga siantar yang meninggal terpapar covid masih tak valid

Indocafe

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Data jumlah warga Kota Pematangsiantar yang meninggal dunia dengan kondisi terpapar Covid-19, masih tetap diragukan keabsahannya atau tidak valid.

Buktinya, sesuai update data Covid-19 tanggal 28 Oktober 2021 yang diperoleh Mistar, Jumat (29/10/21), jumlah warga terpapar yang meninggal masih tetap di angka 190 orang.

Padahal pada tanggal 21 Oktober 2021 ada seorang warga Kelurahan Aek Nauli yang terpapar meninggal, dan pada 23 Oktober 2021 ada seorang warga Kelurahan Bantan yang terpapar meninggal.

Baca Juga:Data Warga Siantar Terpapar Covid-19 Meninggal Tak Valid, ini Penjelasan Dinkes

Kedua warga terpapar yang meninggal itu tidak ditambahkan ke update data Covid-19 Kota Pematangsiantar, karena jumlah warga terpapar masih tetap di angka 190 orang. Pada tanggal 25 Oktober 2021, hal ini sudah dikonfirmasi kepada pihak dinas kesehatan.

Namun, jumlah warga meninggal yang sebanyak 190 orang itu tetap berlanjut ke update data Covid-19 tanggal 28 Oktober 2021. Artinya, kedua warga yang meninggal tanggal 21 dan 23 Oktober 2021 itu, tetap belum kunjung ditambahkan ke update data Covid-19.

Mengetahui hal itu, Jumat (29/10/21) pagi, Mistar kembali mengkonfirmasi pihak Dinas Kesehatan via aplikasi Whats App (WA), mengapa kedua warga terpapar yang meninggal itu belum kunjung ditambahkan ke update data Covid-19?

Baca Juga:Lagi, Data Jumlah Warga Siantar Terpapar Covid-19 Meninggal Dunia Tak Valid

Mei Sinaga selaku pengolah data di dinas kesehatan mengatakan, pihalnya belum menambahkannya karena memang belum masuk dalam rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes). “Klo sudah masuk pasti saya munculkan,” ujarnya lebih lanjut.

Saat ditanya kenapa bisa begitu lama? Apakah hal itu sudah pernah dipertanyakan ke Kemenkes? Mei mengaku tidak bisa menjawab pertanyaan itu, karena memang masalah tersebut sudah sering terjadi. “Masalah ini dah sering terjadi,” ujarnya.(ferry/hm10)

journalist-avatar-bottomLuhut

RELATED ARTICLES