Saturday, March 15, 2025
home_banner_first
SIANTAR

Pengemudi Ojol di Siantar Ragu soal THR

journalist-avatar-top
Sabtu, 15 Maret 2025 13.58
pengemudi_ojol_di_siantar_ragu_soal_thr

Pengemudi ojol di Kota Pematangsiantar. (f:gideon/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Surat Edaran (SE) tentang Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli memang membawa angin segar bagi pekerja di berbagai sektor, termasuk pengemudi ojek online (ojol).

Di sisi lain ternyata ada sejumlah pengemudi ojol yang ragu mendapatkan THR tersebut, sebab persyaratannya yang ditentukan dinilai cukup berat. Sementara besaran 20% dirasa sangat kecil.

Ricci Hutajulu, seorang pengemudi ojol di Kota Pematangsiantar yang mengaku telah mendengar rencana pemberian THR mengatakan, tidak ada informasi lebih lanjut dari pihak aplikator.

Ia mengatakan, dari beberapa grup obrolan sesama pengemudi ojol telah membahas itu. Namun lagi-lagi banyak yang tidak yakin mendapatkannya.

"Kalau bahasanya kan bukan THR, tapi bonus. Makanya berapa yang akan kita dapat berdasarkan penilaian kinerja," kata Ricci, Sabtu (15/3/2025).

Banyak dari mereka, lanjut Ricci berat menjalankannya minimal 9 jam kerja yang ditentukan. Karena menurutnya, pengemudi masih ada yang tidak full 'narik' dan memiliki pekerjaan lepas lainnya.

"Bukan kerjaan sampingan juga, tetapi mencari rezeki dari kegiatan lain. Karena kalau difokuskan ke ojol ini setiap hari, kurasa belum mencukupi kebutuhan," ujar Ricci.

Ia mengatakan, persyaratan lain dimungkinkan dipenuhi pengemudi ojol, seperti tingkat penyelesaian orderan, rating yang baik dan tidak melanggar kode etik aplikasi.

"Jangankan untuk dapat bonus ini, setiap hari memang harus seperti syarat itu kita jalankan," ucapnya.

Jika pengemudi sering melewatkan pesanan yang masuk, maka akan berdampak ke pesanan lain yang akan datang. Sebab, kata Riccy, aplikasi bakal membaca banyaknya pesanan sebelumnya yang ditolak.

"Terkait rating itu kan wajib. Kalau penumpang memberi bintang satu atau dua, kita akan ditegur aplikator. Kalau itu berlanjut lagi, akan diputus kemitraan atau suspend," katanya.

Dalam situasi ini, meski ada rasa ragu, sebagian besar pengemudi tetap bersyukur pemerintah ataupun aplikator masih memikirkan mereka.

"Kalau dapat ya syukur, gak dapat ya udahlah," katanya. (gideon/hm27)

REPORTER:

RELATED ARTICLES