Masjid Raya Pematangsiantar, Simbol Perlawanan Islam Masa Pendudukan Jepang


Masjid Raya Pematangsiantar yang berada di Jalan Masjid, Timbang Galung, Siantar Barat. (f: gideon/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Berdiri sejak tahun 1911, Masjid Raya Pematangsiantar menjadi simbol perlawanan Islam terhadap pendidikan Jepang. Masjid yang terletak di Jalan Masjid, Kelurahan Timbang Galung, Siantar Barat ini tetap menjalankan salat Jumat berjamaah ketika masjid lain tidak berani.
Di tengah kekejaman penjajah, Masjid Raya tetap melaksanakannya meski dengan berbagai resiko. Di masjid yang sarat dengan kegiatan ini sejak tahun 1926 hingga sekarang, pada malam-malam tertentu secara rutin diadakan pengajian selesai salat magrib sampai isya, yang diisi secara bergantian oleh para ulama yang ada di Pematangsiantar.
Masjid ini digagas tiga tokoh, yaitu Tuan Syah Abdul Jabbar Nasution, dr Hamzah Harahap dan Pangulu Hamzah Daulay. Mereka memprakarsai berdirinya Masjid Raya dan mendapat hibah lahan dari Raja Sang Naualuh Damanik.
Menjalin kerja sama dengan Pemko Pematangsiantar, sejak tahun 1991 Masjid Raya secara resmi memberangkatkan jemaah haji ke Tanah Suci.

Masjid Raya Pematangsiantar yang berada di Jalan Masjid, Timbang Galung, Siantar Barat. (f: gideon/mistar)
Pada tahun 1994, Majid Raya yang semula terbuat dari kayu dan papah perlahan diperbaiki. Hingga saat ini Masjid Raya setidaknya telah direnovasi empat kali.
"Tepat berusia ke 100 tahun, pada tahun 2011 lalu dilakukan peresmian setelah direnovasi. Kondisi saat itu sampai sekarang tidak berubah," kata pengurus harian Badan Kemakmuran Masjid (BKM), Andi Rangkuti, Jumat (7/3/2025).
Dengan luas lahan mencapai 2.000 m² dan luas bangunan 400 m², Masjid Raya mampu menampung 1.100 jamaah. Hingga kini Masjid Raya banyak disinggahi tokoh-tokoh dan ulama Islam.
Rancangan arsitekturnya dibuat hampir menyerupai Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Ditopang 4 tiang pilar berukuran besar dengan dinding porselin dan lantai marmer menambah kemegahan masjid kebanggaan masyarakat Pematangsiantar ini.
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Raya juga memiliki unit usaha seperti kartu undangan, kartu nama, poster, spanduk dan lainnya. Teletak di halaman sebelah timur, terdapat kolam ikan seluas 400 m². (gideon/hm24)