Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
SIANTAR

Dinkes Siantar Berupaya Tuntaskan Stunting di Tengah Pandemi

journalist-avatar-top
By
Wednesday, June 23, 2021 14:00
0
dinkes_siantar_berupaya_tuntaskan_stunting_di_tengah_pandemi

Dinkes Siantar Berupaya Tuntaskan Stunting Di Tengah Pandemi

Indocafe

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pandemi Covid-19 diakui sebagai tangtangan berat dalam menuntaskan masalah stunting, atau masalah gizi kronis bagi anak di masa 1.000 hari pertamanya. Stunting ini menyebabkan pertumbuhan anak tidak normal bahkan jadi kerdil.

Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Pematangsiantar, Anna Rosita Saragi mengatakan, pandemi Covid-19 diakui telah memberikan tantangan tersendiri bagi program percepatan pengentasan stunting di masyarakat.

Namun, pemerintah katanya, tetap fokus menuntaskan stunting meski di hadapkan pada keterbatasan akibat pandemi.

Baca Juga: Cegah Stunting pada Anak, Ayo Dukung Program 1.000 HPK

“Hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa kota kita, angkanya (masalah stunting) masih berada di bawah dari Nasional dan Sumatera Utara sekitar 21 persen,” ucapnya pada mistar.id di ruang kerjanya, Rabu (23/6/21).

Sedangkan tahun 2020, lanjut dia, pemerintah daerah telah mengupayakan tambahan asupan nutrisi bagi masyarakat yang memerlukan, terutama pemberian makanan sehat dan seimbang, seperti susu, vitamin, dan biskuit.

Sehingga, jika dipersenkan pada keseluruhan balita yang diukurkan melalui data dari SSGBI berkisar 1,1 persen. Berkisar 91 orang balita di Kota Pematangsiantar yang mengalami stunting.

Baca Juga: BKKBN Medan Sosialisasi Pencegahan Stunting

“Data ini berasal dari petugas SSGBI provinsi yang datang ke Kota Pematangsiantar turun langsung untuk ngecek dan survei pada anak-anak balita,” ungkapnya.

“Angka resmi prevalensi stunting tahun 2021 masih belum ada dan tengah diramu oleh BPS, Kemenkes, dan pihak terkait lainnya,”tambahnya.

Stunting terjadi mulai dari kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Dampak kondisi ini pada tumbuh kembang anak adalah postur tubuh yang pendek serta perkembangan otak tidak maksimal, menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang. Kondisi ini yang menjadi perhatian dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Akhyar Jenguk Bocah Penderita Stunting

Anna menerangkan bahwa ada beberapa penyebab stunting yaitu akibat praktek pengasuhan yang kurang baik, masih terbatasnya layanan kesehatan, masih kurangnya akses keluarga terhadap makanan bergizi, kurangnya akses pada air bersih dan sanitasi.

“Dua dari 3 ibu hamil kurang mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai. Serta menurunnya tingkat kehadiran ke Posyandu,” terangnya.

Katanya, pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu juga menjadi terkendala dikarenakan pandemi. Edukasi dan konseling pada masa Covid-19 tetap harus dilakukan dengan memanfaatkan media seperti telepon, SMS atau WhatsApp group, media cetak dan media sosial, untuk menyampaikan pesan kesehatan dan gizi.

Langkah ini ditujukan untuk mempercepat upaya penurunan stunting di Kota Pematangsiantar seperti yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo target percepatan penurunan stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen untuk seluruh Indonesia.(yetty/hm02)

 

journalist-avatar-bottomLuhut