Oknum Polwan Aniaya Anaknya, Kapolda Sumut Lakukan Mediasi


Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto saat diwawancarai. (f:matius/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto menyebut saat ini pihaknya sedang melakukan penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral (mediasi) dalam kasus oknum Polwan, Brigadir DMM yang diduga menganiaya anaknya.
Mantan Dirtipideksus Bareskrim Polri itu menyebut proses tersebut saat ini sedang bergulir di Polda Sumut dan tinggal menunggu hasilnya.
“Sudah berproses (sudah mediasi), tinggal nunggu hasilnya,” ujar Whisnu di saat ditemui Polda Sumut, Senin (24/2/2025).
Sebelumnya, Polda Sumut telah memberikan penjelasan dalam kasus ini. Kasus ini dilaporkan pada 25 Oktober 2024 lalu oleh ARY, 31 tahun, yang menuding istrinya, Brigadir DMM, 29 tahun, melakukan kekerasan psikis terhadap putri mereka, FAR yang masih balita.
Dari keterangan ARY dugaan kekerasan ini terjadi pada 6 Juli 2024 di sebuah rumah di Jalan Perbatasan Nomor 38, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.
Kejadian tersebut terungkap saat pelapor melakukan panggilan video dengan terlapor dan kemudian panggilan video itu direkam oleh pelapor sebagai bukti, yang belakangan viral di media sosial.
Pihaknya juga sudah melakukan beberapa kali upaya penyelesaian secara damai (mediasi). Namun, kedua belah pihak menemukan kesepakatan untuk melakukan perdamaian.
Terkini, pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa flashdisk berisi rekaman video dan panci telah diamankan dan menjadi dasar dalam penyelidikan.
Namun, hingga saat ini penyidik masih mendalami kasus ini dan terus berupaya mencari titik terang atas permasalahan tersebut. Polda Sumut memastikan kasus ini ditangani secara transparan dan perkembangan lebih lanjut akan terus diinformasikan kepada masyarakat. (matius/hm18)