Mahasiswa Demo PN Medan, Desak Dua Terdakwa Penganiayaan Ditahan


Sejumlah mahasiswa saat melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor PN Medan. (f:deddy/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi demonstrasi ke Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (12/2/25). Dalam aksinya, massa mendesak dua terdakwa kasus penganiayaan terhadap korban Erika Tresia Siringo-ringo segera ditahan.
Kedua terdakwa yang tak ditahan tersebut, yaitu Doris Fenita Br. Marpaung (46) selaku Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan dan kakaknya bernama Riris Partahi Br. Marpaung (50).
Koordinator Aksi, Fahrul Rozi, dalam orasinya mengatakan bahwa sampai saat ini korban belum mendapatkan keadilan. Pasalnya, sejak kasus ini disidik oleh kepolisian hingga diadili di PN Medan, para terdakwa tidak dilakukan penahanan.
"Selama penyidikan, keduanya tidak kooperatif, berpotensi melarikan diri, dan memenuhi syarat penahanan berdasarkan Pasal 21 ayat (1) dan (4) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)," teriaknya depan Kantor PN Medan.
Lanjut Rozi, meski penahanannya ditangguhkan, Doris pernah menghadiri acara di luar kota pada 19 Desember 2024 tanpa seizin pihak pengadilan. Kata dia, hal ini jelas melanggar ketentuan tahanan kota atau penangguhan penahanan.
"Selama persidangan juga terdakwa kerap tidak hadir dengan alasan sakit dan selalu menutupi wajah. Ini bertentangan dengan prinsip keterbukaan persidangan," katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta Ketua PN Medan mengeluarkan keputusan untuk segera menahan para terdakwa. Massa pun menduga tidak ditahannya para terdakwa karena ada sosok jenderal yang mendekingi atau melindungi keduanya.
"Berdasarkan hal-hal tersebut, kami meminta Ketua PN Medan untuk mengalihkan status penahanan kedua terdakwa menjadi tahanan Rumah Tahanan Negara (Rutan) sesuai Pasal 22 KUHAP," ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini para terdakwa tengah diadili di PN Medan atas kasus penganiayaan terhadap Erika yang merupakan seorang mahasiswa di Medan. Hari ini keduanya menjalani persidangan dengan agenda keterangan saksi korban Erika. (deddy/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
130 Sekolah di Sumut Telat Daftar SNBP