Saturday, April 26, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Ekonom: Masyarakat Sudah Melewati Pandemi, Dampak Perang Dagang Lebih Mudah Diukur

journalist-avatar-top
Jumat, 25 April 2025 17.08
ekonom_masyarakat_sudah_melewati_pandemi_dampak_perang_dagang_lebih_mudah_diukur_

Ilustrasi perang dagang 2.0. (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan masyarakat sudah melewati pandemi dan telah mengukur dampaknya, sehingga dampak buruk perang dagang atau 2.0 lebih mudah diukur.

Menurut Gunawan, perang dagang 2.0 terlihat sangat jelas masalah gangguan fundamental ekonomi dan memiliki ketidakpastian yang suram.

"Daya rusak dari perang dagang 2.0 memang lebih besar jika dibandingkan dengan pandemi tetapi ketidakpastian masa yang akan mendatang juga bisa diukur. Selama tensi perang dagang naik, maka ketidakpastian mengalami peningkatan," ujarnya kepada Mistar, Jumat (25/4/2025).

Jika dibandingkan pada masa pandemi, pemicu masalah ekonomi saat itu adalah virus. Hal tersebut yang membuat sulit diuji seperti apa akhirnya. Karena tergantung seberapa buruk penyebaran virus saat itu.

"Sekarang beda, tantangan ekonomi yang dihadapi dipicu oleh kebijakan proteksi. Hal tersebut dilakukan oleh negara besar lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia," ucapnya.

Kemudian, yang perlu dilakukan untuk meredam dampak perang dagang ini adalah dengan negosiasi.

"Pemerintah harus membangun pondasi ekonomi yang kokoh khususnya stabilisasi harga bahan pokok, menjaga pasokan dan ketahanan pangan, diversifikasi ekspor, serta mendorong peningkatan domestik demand," tuturnya.

Selanjutnya, melindungi pasar domestik dari serbuan barang impor juga perlu dilakukan agar nilai tukar stabil dan daya beli masyarakat dapat terjaga.

"Di tengah ketidakpastian ekonomi sekarang, yang penting adalah memastikan kebutuhan pokok terjaga dan aksesnya juga mudah. Pemerintah juga perlu memonitor daya beli masyarakat secara rutin, agar dampak buruk eksternal tidak memicu krisis," katanya. (amita/hm25)

REPORTER: