Friday, January 31, 2025
logo-mistar
Union
NASIONAL

Serangga Diusulkan Ada di Menu Program MBG, Pakar Kesehatan: Perhatikan Habitus Anak

journalist-avatar-top
By
Tuesday, January 28, 2025 14:58
76
serangga_diusulkan_ada_di_menu_program_mbg_pakar_kesehatan_perhatikan_habitus_anak

Program MBG. (f: ist/mistar)

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengusulkan serangga menjadi salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Usulan ini menuai berbagai tanggapan, termasuk dari pakar kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Idham Cholid.

Menurut Idham, ide tersebut tidak salah karena serangga dapat menjadi alternatif bahan pangan lokal yang kaya nutrisi. Namun, ia mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan kebiasaan makan siswa, mengingat serangga masih belum lazim dikonsumsi di banyak daerah di Indonesia.

"MBG adalah program yang bagus, tetapi perlu memperhatikan preferensi atau kebiasaan anak dalam mengonsumsi jenis makanan di berbagai daerah. Memanfaatkan bahan pangan lokal sah saja, asal memenuhi standar gizi," kata Idham melalui laman UM Surabaya, Selasa (28/1/25).

Idham menjelaskan bahwa rencana ini harus dikaji dengan cermat, terutama terkait dengan budaya dan kebiasaan makan anak. Anak-anak yang tidak terbiasa memakan serangga kemungkinan akan menolak atau merasa jijik.

"Ada yang namanya 'habitus gizi', yaitu kebiasaan anak yang dibentuk oleh lingkungan budaya dan ekonomi rumah tangga. Ini terkait dengan praktik makanan dan ideologi makan tertentu," jelas Idham, dilansir dari detik.

Menurutnya, anak-anak yang belum terbiasa melihat serangga sebagai makanan, terutama jenis seperti ulat atau belalang, mungkin memerlukan edukasi dan adaptasi sebelum program ini dijalankan.

Kandungan Nutrisi Serangga

Idham menyoroti bahwa beberapa jenis serangga seperti belalang dan ulat sagu kaya akan protein, lemak, vitamin, dan mineral.

"Ulat dikenal memiliki vitamin B1, B2, B6, dan D, sedangkan belalang menyediakan vitamin A, D3, dan B12 serta mineral penting seperti zat besi dan seng," kata Idham.

Namun, ia mengingatkan adanya potensi bahaya dari serangga yang terpapar pestisida atau logam berat. Oleh karena itu, keamanan konsumsi serangga harus dipastikan terlebih dahulu.

Untuk memitigasi risiko, Idham menyarankan pemerintah mendirikan peternakan serangga sebagai sumber bahan pangan yang aman. Serangga yang diternak menerima pakan yang terkontrol dan menjalani pemeriksaan kesehatan ketat.

"Peternakan serangga adalah pilihan yang lebih aman daripada menangkap serangga liar. Selain itu, membuka peternakan juga bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal," ujarnya.

Idham menambahkan bahwa pemerintah dapat menggandeng masyarakat sekitar untuk membudidayakan serangga, sehingga program ini tidak hanya memperbaiki gizi anak tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang positif.

Dengan langkah-langkah tersebut, Idham berharap program MBG dapat berjalan efektif tanpa mengesampingkan aspek budaya, keamanan, dan kelayakan konsumsi bagi anak-anak. (detik/hm20)

journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap

RELATED ARTICLES