Jakarta, MISTAR.ID

Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang dijual PT Pertamina saat ini aman, meski penyelidikan kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak masih berlangsung.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar mengatakan dugaan korupsi yang sedang diusut terjadi dalam rentang waktu 2018 hingga 2023.

“BBM yang terkait dengan kasus tersebut sudah tidak lagi beredar di masyarakat. Jadi, masyarakat tidak perlu risau, tidak perlu cemas. Apa yang disampaikan Pertamina sudah sesuai spesifikasi," kata Harli, dilansir dari CNN Indonesia, Minggu (2/3/2025).

Harli juga menegaskan bahwa BBM merupakan barang habis pakai, sehingga minyak yang diproduksi dalam periode tersebut telah terjual dan tidak lagi tersedia di pasaran.

Dalam penyelidikan kasus ini, Kejagung telah menetapkan sembilan tersangka, termasuk enam pegawai Pertamina dan tiga pihak swasta.

Salah satu tersangka adalah Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, serta beberapa pejabat tinggi lainnya dari PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Pertamina International Shipping.

Kasus ini menyebabkan kerugian negara yang mencapai Rp193,7 triliun. Kerugian tersebut terdiri dari berbagai aspek, termasuk ekspor minyak mentah dalam negeri senilai Rp35 triliun, impor minyak mentah sekitar Rp2,7 triliun, impor BBM sekitar Rp9 triliun, serta kerugian dari pemberian kompensasi dan subsidi pada tahun 2023 yang masing-masing mencapai Rp126 triliun dan Rp21 triliun. (cnn/hm20)