Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
NASIONAL

Demam Babi Afrika Melanda Papua Pegunungan

journalist-avatar-top
By
Thursday, December 26, 2024 14:41
1
demam_babi_afrika_melanda_papua_pegunungan

Demam Babi Afrika Melanda Papua Pegunungan

Indocafe

Jayawijaya, MISTAR.ID

Dua kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan sedang dilanda Wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Kedua kabupaten adalah Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo. Hal ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Papua Pegunungan, Malhai Mabel, Kamis (26/12/24).

“Ada 6 kasus wabah demam babi Afrika yang ditemukan di Provinsi Papua. Kami sudah melakukan pemeriksaan sampel di laboratorium dan dinyatakan positif,” ungkap Malhai, dilansir dari Kompas.

Malhai menegaskan perlunya langkah cepat untuk mencegah penyebaran wabah ini agar tidak meluas ke seluruh wilayah Papua Pegunungan. Jika tidak segera diantisipasi, wabah ini berpotensi mengancam populasi babi di wilayah tersebut.

Sebagai tindakan pencegahan, pemerintah daerah telah melarang impor ternak babi dan daging babi dari luar daerah.

Baca juga: Dokter Hewan di Samosir Beberkan Ciri-Ciri Ternak Babi Terkena Penyakit ASF

“Sudah dua minggu lalu kami telah berkoordinasi dengan aviasi cargo pesawat agar tidak mengangkut ternak babi maupun daging ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo,” jelas Malhai.

Ia juga menambahkan bahwa Kepala Dinas telah menggelar pertemuan dengan pihak cargo di Bandara Sentani, Jayapura, untuk memastikan tidak ada pengiriman ternak babi dari wilayah yang terjangkit virus ASF.

“Kami imbau kepada masyarakat di 8 kabupaten, terutama kelompok ternak maupun kelompok usaha, agar tidak mengirimkan ternak babi hidup maupun daging dari luar. Kita utamakan ternak lokal yang ada di daerah ini,” tegasnya.

Virus ASF tidak dapat diobati

Dokter hewan, Ribka Elopere, menjelaskan bahwa demam babi Afrika merupakan virus baru yang terdeteksi di Papua Pegunungan. Meski hanya dua kabupaten yang terkonfirmasi positif, ia menduga penyebaran virus ini sudah lebih luas.

“Wabah ASF bisa menyerang seluruh jenis babi, baik ternak babi lokal maupun ras babi apapun bisa terserang,” kata Ribka.

Baca juga: Virus ASF, Harga Daging Babi Turun dan Peternak Lokal di Siantar Menjerit

Ribka menegaskan bahwa hingga kini tidak ada pengobatan atau vaksin untuk virus ASF. “Ketika babi terkena virus ASF, maka otomatis akan mati dan tidak ada kesembuhan,” ujarnya.

Ia juga memaparkan gejala klinis yang dapat diamati pada babi yang terinfeksi virus ini, seperti demam tinggi, diare, kemerahan di kulit, serta keluarnya darah dari hidung, mulut, dan kemaluan.

Namun, Ribka mengungkapkan bahwa laporan dari masyarakat atau peternak mengenai kasus ASF di Papua Pegunungan masih minim.

“Di Papua Pegunungan kita belum ketemu, karena kurang adanya laporan dari masyarakat atau peternak babi,” tutupnya. (kompas/hm20)

journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap