20 Tahun Tsunami Aceh, Waspadai Ancaman Megathrust
20 Tahun Tsunami Aceh Waspadai Ancaman Megathrust
Jakarta, MISTAR.ID
Hari ini, Kamis (26/12/24), genap dua dekade sejak gelombang tsunami dahsyat melanda Aceh pada 2004. Bencana tersebut menewaskan ratusan ribu orang dan menghancurkan wilayah pesisir dalam hitungan menit. Hingga kini, ancaman gempa megathrust yang serupa masih menjadi momok di sejumlah wilayah Indonesia.
Tsunami Aceh bermula dari gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 9,1 pada pukul 07.59 WIB, dengan pusat gempa berada di lempeng Indo-Australia, dekat pantai barat Sumatra. Gelombang setinggi 30 meter menyapu daratan Aceh dengan kecepatan mencapai 360 kilometer per jam.
“Gempa yang memicu tsunami itu memiliki periode berulang, sehingga ada kemungkinan bencana serupa terjadi di masa depan,” ujar peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wisyant, seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Gempa dan tsunami yang sama juga dirasakan hingga ke Sri Lanka, India, Thailand, dan Somalia. Menurut laporan Survei Geologi AS (USGS), gempa ini dipicu oleh pergerakan lempeng bumi yang merupakan bagian dari zona subduksi, salah satu zona megathrust yang dikenal memiliki potensi gempa besar.
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,3 Guncang Vanuatu, Waspada Tsunami
Indonesia memiliki 13 zona megathrust, di antaranya Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut yang kini menjadi perhatian. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa kedua zona ini termasuk dalam kategori seismic gap, yakni zona yang belum melepaskan energinya selama ratusan tahun.
“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu,” kata Daryono.
Megathrust Selat Sunda, yang memiliki panjang 280 kilometer, terakhir kali memicu gempa besar pada 1699 dan 1780 dengan Magnitudo 8,5. Sedangkan Megathrust Mentawai-Siberut terakhir pecah pada 1797 dengan Magnitudo 8,7 dan pada 1833 dengan Magnitudo 8,9.
PREVIOUS ARTICLE
Kolam Renang Kali Wetan: Destinasi Wisata Air SimalungunNEXT ARTICLE
Saat Natal, Rusia Serang Sistem Energi Ukraina