Saturday, February 22, 2025
home_banner_first
MEDAN

YLKI Sebut 72,5 Persen Masyarakat Kota Medan Konsumsi MBDK

journalist-avatar-top
By
Rabu, 12 Februari 2025 13.41
ylki_sebut_725_persen_masyarakat_kota_medan_konsumsi_mbdk

Varian minuman manis berkemasan yang berada di warung. (f:berry/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Bidang Penelitian Yayasan Lembaga Konsumsi Indonesia (YLKI), Rafika Zulfa menyebut, sebanyak 72,5 persen masyarakat Kota Medan mengkonsumsi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).

Rafika juga mengungkapkan, bahwa sesuai dengan hasil survei yang telah dilakukan YLKI, motivasi masyarakat Kota medan yang mengkonsumsi MBDK adalah disebabkan oleh rasa penasaran.

"Dari hasil survei kami, tingkat konsumsi MBDK masyarakat Kota Medan termasuk tinggi juga," ujarnya, pada Rabu (12/2/25).

Selain Kota Medan, kata Rafika, YLKI juga melakukan survei di 9 (sembilan) kota lainnya seperti Jakarta, Yogyakarta, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Kupang, Semarang, Bandung, Bandar Lampung.

Adapun hasil survei YLKI di Kota Medan terkait 7 jenis minuman manis berkemasan yakni, tingkat konsumsi minuman kopi kemasan sebanyak 96,3 persen, minuman teh kemasan sebanyak 77,5 persen.

"Minuman susu UHT sebanyak 67,5 persen, minuman sari buah kemasan 51,3 persen, minuman soda 53,8 persen, minuman elektrolit 46,3 persen dan minuman energi 47,5 persen," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan jika literasi masyarakat Kota Medan, terkait informasi kalori, gula, pemanis dalam bungkus kemasan MBDK menunjukkan di angka 70 persen.

"Tingkat pemahaman masyarakat Kota Medan atas dampak minuman manis pada kesehatan menunjukkan, 26,25 persen sangat memahami, 60 persen memahami, 12,5 persen netral dan 1,25 persen tidak memahami," tuturnya.

Kemudian, literasi minuman berpemanis dan risiko obesitas menunjukkan masyarakat Kota Medan, 17,5 persen sangat memahami, 62,5 persen memahami dan 20 persen netral.

"Pemahaman kaitan obesitas dan risiko penyakit kardiovaskular (sakit jantung), 18,8 persen sangat memahami, 63,8 persen memahami, 15 persen netral dan 2,5 persen tidak memahami," ucapnya. (berry/hm27)

RELATED ARTICLES