Maraknya Tawuran Remaja di Belawan, Sosiolog: Bagian dari ‘Budaya’
maraknya tawuran remaja di belawan sosiolog bagian dari budaya
Medan, MISTAR.ID
Tawuran antar kelompok remaja di Medan Belawan yang sudah berlangsung puluhan tahun hingga menimbulkan keprihatinan. Rholand Muary, Sosiolog dari UINSU, memberikan pandangannya terkait penyebab maraknya tawuran ini.
Berdasarkan riset yang pernah dilakukannya, Rholand menyatakan, tawuran remaja terjadi karena akar kekerasan yang diwariskan antargenerasi. Tawuran dianggap sebagai bagian dari budaya dan dianggap heroik jika memenangkan satu kelompok, umumnya kelompok remaja.
“Tawuran di Belawan dianggap sebagai sebuah trofi yang layak diperebutkan, bahkan menjadi identitas dan mentalitas remaja di sana,” ujarnya saat dihubungi pada, Rabu (31/1/24).
Baca juga: Kerap Terjadi Tawuran di Belawan, Polisi: Selalu Diimbau
Rholand mengungkapkan, para remaja yang terlibat tawuran di Belawan justru kerap mendapatkan dukungan dari keluarganya sendiri. Tidak terlibat dalam tawuran, bahkan, dianggap tidak sesuai dengan identitas anak muda. Sehingga, tawuran menjadi sesuatu yang biasa dan dianggap sebagai bagian dari fase remaja yang wajar.
Kondisi lingkungan Belawan yang sulit, terutama dalam akses lapangan pekerjaan dan pembangunan yang tidak merata, turut memperkuat fenomena tawuran ini. Remaja di sana tumbuh dalam strata sosial yang serupa, menambah kompleksitas permasalahan.
Rholand juga menyoroti tingginya angka putus sekolah di Belawan, yang dihubungkannya dengan perilaku tawuran. Data pada 2021, angka putus sekolah di Belawan mencapai 1500 anak. Pendidikan dianggap dapat mengajarkan nilai dan norma masyarakat, sehingga terputusnya sekolah dapat memicu perilaku anak menjadi menyimpang seperti tawuran.
PREVIOUS ARTICLE
Sah, Gaji PNS Resmi NaikNEXT ARTICLE
Pasar SUV Ini Mengungguli Toyota Innova