Joki Tugas Mahasiswa di Medan Raup Belasan Juta Tiap Bulan
Joki Tugas Mahasiswa Di Medan Raup Belasan Juta Tiap Bulan
Medan, MISTAR.ID
Berawal dari hanya iseng membantu teman, IN kini bisa membangun jaringan joki tugas yang bisa mendatangkan belasan juta rupiah ke rekeningnya setiap bulan.
Ditemui di Jalan Bilal, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kamis (21/11/24), fresh graduate dari salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Medan ini mengaku mengawali kegiatannya ini sejak masih duduk di semester tiga perkuliahannya.
“Saya udah mulai joki tugas ini sejak 2021 lalu pada saat Covid 19 melanda dunia. Awalnya cuma sekedar nerima orderan kawan-kawan kelas di kampus yang joki tugas ke saya dengan harga bersahabat,” ungkapnya.
Baca juga:Soal Kebiasaan Gunakan Chat GPT untuk Kerjakan Tugas, Begini Respon Mahasiswa
Saat ini, gadis berusia 23 tahun itu berhasil membangun jaringan joki tugas di delapan kota di Indonesia.
“Kalau untuk joki tugas yang saya bangun saat ini ada di Bali, Makasar, Jakarta, Bandung, dan Kalimantan, dari 8 admin di beberapa kota ini bisa membantu saya mencapai omset yang tinggi,” ucapnya.
Koleganya ini, lanjutnya, membantu dalam menyelesaikan deadline orderan tugas setiap harinya. Mereka juga menerima orderan dari berbagai kota domisili masing-masing.
“Setiap hari biasanya orderan joki tugas itu antara 50 sampai 100. Pernah juga ia menerima sampai 160 orderan sehari, karena saya itu lebih banyak menerima tugas kuliah dari berbagai universitas,” ungkapnya.
Baca juga:KPU Langkat Ajak Mahasiswa Ikut Jadi Petugas KPPS
Simbiosis ini, menurut perempuan berdarah Jawa-Bali ini, berawal ketika dirinya mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Bandung pada tahun 2022 lalu.
“Banyak kawan saya yang ikut pertukaran cultur shock dengan tugas yang diberikan, karena tingkat kesulitannya lebih tinggi dari kampus asalnya. Saya menawarkan untuk membantu, hingga sampai saat ini banyak mereka bahkan junior di kampusnya masih sering order ke saya,” bebernya sembari tersenyum.
Order jasa joki tugas dari berbagai jurusan yang ia terima inilah yang kemudian ditanggungjawabi masing-masing admin atau koleganya, sesuai keahlian masing-masing.
“Kalau untuk jenis tugas, paling ya tugas selayaknya mahasiswa. Kebetulan saya cuma bisa menguasai ekonomi, hukum, dan fisip. Nah peran 8 admin saya, mereka menguasai di bidang lain seperti teknik, aktuaria, pertanian, jadi setiap ada yang order, saya dan admin ready mau apapun itu tugasnya,” ujarnya.
Baca juga:Sebegini Pentingnya Peran Perpustakaan untuk Tugas Akhir Mahasiswa, Google ‘Tak Laku’
Sistem kerja dengan sharing profit ini menjadi strategi yang membuat jasa joki tugas IN bisa melesat cepat.
“Jadi misalnya admin saya di Makassar ada yang order tugas ekonomi atau akuntansi, itu dikonfirmasi dan diserahkan ke saya untuk mengerjainya,” ungkapnya.
Dari dari orderan masing-masing tersebut, jelas IN, mereka akan berbagi komisi.
“Gitu juga sebaliknya. Kalau ada orderan tugas teknik, saya kasih admin [bidang teknik] yang ngerjain, dan saya ambil komisi,” ungkapnya.
Untuk tarif jasa joki tugas yang dipatok IN bersama para koleganya terbilang relatif murah.
“Kalau cuma tugas makalah, mau jenis dan jurusan apapun biasa hitung perlembar atau per slide. Tugas PPT Rp3.000, kalau jurnal kami lihat tingkat kesulitan dulu, biasanya Rp150.000 sampai Rp350.000,” bebernya lebih lanjut.
Baca juga:2 Mahasiswa Terluka saat Fakultas Teknik Mesin dan Sipil Polmed Bentrok
Sedangkan untuk proposal atau tugas akhir, IN memasang tarif mulai dari Rp950.000 sampai Rp1.700.000.
“Kami juga sering menerima orderan para pekerja kantoran yang recap data, kalau untuk mahasiswa S2 saat ini belum pernah kami terima,” lanjutnya.
Menjalani profesi ini, IN mengaku sering mendapat cibiran atau hinaan.
“Ya saya uda biasa sebenarnya sering dikritik ngelakuin profesi yang haram, mudharat atau cibiran yang lain karena profesi ini,” katanya.
Namun, dia berprinsip, pekerjaannya ini tidak merugikan orang lain, meski mengakui efek negatif dari joki tugas.
“Cuma menurut saya orang yang joki ke saya ini bukan faktor malas aja, mungkin ada yang kerja dan lainnya hingga menghambat tugas yang ada,” ungkapnya.
Baca juga:IDI Sumut: Selain Kecerdasan, Mahasiswa PPDS Harus Siapkan Mental
Libur semester atau akademik menjadi masa-masa di mana orderan yang ia terima menurun.
“Syukurnya saya punya langganan di kampus yang berbeda, jadi jadwal liburnya juga berbeda, sehingga setiap harinya masih tetap ada aja yang order,” ucapnya.
Dari profesi ini, menurut IN, dia sudah berhasil mewujudkan sejumlah impiannya.
“Setiap akhir bulan recap gaji admin aja, paling sedikit para admin sebulannya bisa dapat Rp 4 juta, dan paling banyak Rp 6 juta,” ungkapnya.
Selama 3 tahun konsisten, dia mengaku sudah bisa membeli tanah, dan mobil dari penghasilan yang diterima. (ari/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Desa Sibolahotang SAS Balige Masuk Wisata Terlengkap di Toba