Duka Pelatih Paskibra: Dituntut Prestasi, Gaji Tak Pasti
Duka Pelatih Paskibra Dituntut Prestasi Gaji Tak Pasti
Medan, MISTAR.ID
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler para siswa tingkat SMP dan SMA.
Anggota paskibra berprestasi seringkali mendapat apresiasi tinggi di masyarakat. Namun, kondisi ini berbanding terbalik dengan yang didapatkan para pelatih paskibra.
Syahdan (23), salah seorang pelatih paskibra di SMA Negeri 8 Medan. Selama 5 tahun ia sudah melahirkan sejumlah paskibra.
“Saya jadi pelatih itu sejak tahun 2019. Terdorong menjadi pelatih karena memiliki rasa dedikasi saja untuk adik-adik generasi ke depannya,” ucapnya, saat ditemui di Jalan Sampali, Medan Area, Rabu (13/11/24).
Baca juga:Anggota Paskibra Bangga Jadi Pengibar Bendera Juara PON XXI 2024
Namun, menurut Syahdan, imbalan dari pengabdian dan dedikasi yang ia berikan, jauh berbeda dengan pelatih paskibra.
“Kalau pelatih paskibraka itu jelas, dapat gaji dan anggaran dari dinas atau pemerintah. Nah kalau seperti saya ini mana ada dapat. Setiap minggu itu saya 2 kali melaksanakan latihan, paling ada dapat dari sekolah ya cuma Rp300.000 sebulan,” katanya.
Tuntutan prestasi dari sekolah yang ia latih pun turut menjadi tanggung jawab moral baginya.
“Ya saya juga pasti dituntut untuk membawa nama baik sekolah untuk bisa selalu mengukir prestasi. Jadi saya memang harus maksimal melatih, dan orientasi saya bukan uang, tapi dedikasi,” ungkapnya.
Baca juga:Wali Kota Sibolga Penuhi Janji Berikan Bantuan pada Anggota Paskibraka Nasional
Masih menurut Syahdan, uang yang didapat setiap bulannya hanya cuma bisa menutupi biaya transportasi, selebihnya hanya pengabdian.
“Ya karena saya rasa maklum juga, karena memang anggaran para pelatih paskibra sekolah tidak ada, jadi saya tidak terlalu berharap jugalah kalau dari sekolah untuk honor saya,” jelasnya.
“Paskibra ini bukan saya anggap pekerjaan, tapi cuma sekedar hobby. Pekerjaan saya cuma sekedar pedagang santan. Jadi, kalau orientasinya melatih paskibra karena uang agak susah, tapi ya alangkah indah kalau memang ada kepastian untuk pendapatan,” paparnya.
Diketahui pelatih paskibra tingkat sekolah untuk latihan rutin tidak memiliki kepastian bagi kesejahteraan mereka (pelatih paskibra).
“Kalau boleh saya berharap, pemerintah khususnya Kota Medan sendiri mampu membuat anggaran para pelatih paskibra, agar kami ini bisa lebih diperhatikan untuk merawat generasi dengan rasa nasionalismenya,” pungkas Syahdan. (ari/hm17)