Puskesmas Amplas Targetkan 1845 Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2024
Puskesmas Amplas Targetkan 1845 Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2024
Medan, MISTAR.ID
Pada tahun 2024, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Amplas menargetkan 1.845 imunisasi dasar lengkap pada anak.
Koordinator Imunisasi Puskesmas Amplas, Dian Novita Nasution, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mengejar target tersebut.
“Target kita itu memang berdasarkan indikator kinerja 100 persen untuk imunisasi dasar lengkap, baduta lengkap, antigen baru, BIAS, dan tetanus pada wanita usia subur (WUS),” ujarnya saat ditemui di Ruangan Imunisasi Puskesmas Amplas, Jalan Garu II B, Kecamatan Medan Amplas, Kamis (22/8/24).
Baca juga: Wujudkan Komitmen Pencapaian Eliminasi Kanker Serviks, MSD dan Kemenkes Siap Imunisasi HPV
Lebih lanjut, Dian mengatakan bahwa seharusnya target pada bulan Juli lalu sebesar 58,3 persen.
“Namun untuk data terakhir (31/7/24) lalu, sudah tercapai sekitar 682 atau 39,4 persen dan ketersediaan vaksin kita saat ini masih lengkap,” tuturnya.
Ia juga mengaku bahwa di lapangan banyak ditemui orang tua yang awalnya menolak anaknya diimunisasi.
“Misalnya, usia anaknya sudah lewat setahun, tapi di awal orang tuanya menolak imunisasi. Kami coba memberikan edukasi dan pendekatan, akhirnya mereka mau juga,” ungkapnya.
Baca juga:Dinkes: 58.031 Anak di Sumut Tidak Dapat Imunisasi DPT-HB-Hib Dosis Pertama, ini Sebabnya
Sejumlah orang tua yang enggan anaknya dilakukan imunisasi lantaran takut anaknya demam, serta banyaknya berita hoaks tentang vaksin. Namun menurutnya, informasi yang didapat dari media sosial terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang dipelajari.
“Imunisasi ini sebenarnya sudah diuji sebelumnya. Tidak mungkin pemerintah kita memberikan hal yang tidak baik bagi anak. Sehingga orang tua seharusnya tidak perlu takut untuk divaksin. Kalaupun ada efek samping, hanya demam paling satu atau dua malam saja,” katanya.
Lebih lanjut Dian menjelaskan, pihaknya selalu memberikan informasi mengenai apa efek samping setelah vaksinasi pada anak.
Baca juga:Puskesmas Kartini Siantar Targetkan 930 Anak Balita Ikut Imunisasi Polio
“Contoh imunisasi DPT, efek sampingnya itu demam. Selalu saya berikan paracetamol dan saya jelaskan ke orang tua bagaimana penggunaan obatnya, apa yang harus dilakukan kalau anak demam, kemudian kalau terjadi pembengkakan di area suntikan itu apa yang harus dilakukan. Kalau kita sudah jelaskan, mereka tidak lagi kaget, tidak lagi takut,” ungkapnya.
Strategi tetap dilakukan. Dian bersama pihak Puskesmas Amplas mencoba untuk melibatkan lintas sektor seperti kader, kepling, dan lurah untuk mengajak masyarakat datang ke posyandu.
“Saya berharap orang tua itu bijak dalam menanggapi kabar tentang imunisasi yang mereka dapat di media sosial. Lebih baik mereka langsung bertanya kepada tenaga kesehatan mengenai apa efek samping vaksinnya, bagaimana kinerja vaksinnya, supaya mendapatkan informasi yang benar-benar valid,” pungkasnya. (berry/hm17)