Separuh Kota Besar di China Alami Penurunan Tanah, Jakarta Salah Satu yang Terparah di Asia
separuh kota besar di china alami penurunan tanah jakarta salah satu yang terparah di asia
Singapura, MISTAR.ID
Hasil studi ini dirilis, Jumat (19/4/24) menyebutkan, hampir separuh dari kota-kota besar di China sedang mengalami tingkat penurunan level permukaan tanah mulai dari kategori sedang hingga parah. Kondisi ini membuat jutaan bangunan berisiko terendam banjir, terutama ketika permukaan laut naik.
Para penulis makalah yang diterbitkan oleh Jurnal Science menemukan bahwa 45 persen dari total lahan perkotaan di China mengalami penurunan lebih dari 3 milimeter per tahun. Sebanyak 16 persen dari jumlah itu bahkan mencapai lebih dari 10 mm per tahun.
Kondisi ini tak hanya disebabkan oleh berkurangnya air tanah, tetapi diperparah oleh bobot bangunan pencakar langit.
Dengan populasi perkotaan yang sudah melebihi 900 juta orang, bahkan bagian kecil dari lahan yang tenggelam di China dapat menjadi ancaman besar bagi kehidupan perkotaan,” kata tim peneliti yang dipimpin oleh Ao Zurui dari Universitas Normal China Selatan.
Baca juga: Sebuah Rumah di Prancis Dijual Seharga Rp17.000
Penurunan tanah sudah menelan biaya lebih dari 7,5 miliar yuan (± Rp 17 triliun) per tahun bagi China. Diperkirakan alam waktu seabad mendatang, hampir seperempat dari lahan pantai akan menjadi lebih rendah dari permukaan laut. Kondisi ini membuat ratusan juta jiwa terancam risiko banjir yang lebih besar.
“Ini benar-benar membuat sadar bahwa ini adalah masalah nasional bagi China dan bukan hanya masalah di satu atau dua tempat,” kata Robert Nicholls di Tyndall Centre for Climate Change Research di University of East Anglia.
“Dan ini adalah gambaran kecil dari apa yang terjadi di seluruh dunia,” sambungnya, seperti dikutip Reuters.
Kota utara Tianjin, yang menjadi tempat bagi lebih dari 15 juta orang, diidentifikasi sebagai salah satu yang paling parah terdampak. Tahun lalu, 3.000 warga dievakuasi setelah bencana geologis mendadak, yang disebut para peneliti sebagai depleksi air serta pembangunan sumur geotermal.
Banyak distrik kawasan tambang batu bara tua di China juga menderita akibat dari penambangan berlebihan. Pihak berwenang sering kali terpaksa menyuntikkan beton ke dalam sumur yang runtuh untuk memperkuat lahan.
Jakarta Salah Satu yang Terparah di Asia
Masalah ini tidak terbatas pada China. Studi terpisah yang diterbitkan pada bulan Februari mengatakan sekitar 6,3 juta kilometer persegi (2,4 juta mil persegi) lahan di seluruh dunia juga mengalami risiko yang sama.
Salah satu negara yang paling parah terdampak adalah Indonesia, di mana sebagian besar ibu kota Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut.
Baca juga: Negara-negara yang Mendukung Iran
Nicholls mengatakan, bahwa kota-kota yang rentan dapat belajar dari Tokyo, yang tenggelam sekitar 5 m (16 kaki) hingga larangan ekstraksi air tanah diberlakukan pada tahun 1970-an.
“Mitigasi penurunan tanah harus dipertimbangkan dengan sangat serius, tetapi tidak dapat menghentikan semuanya jadi Anda berbicara tentang adaptasi dan pembangunan tanggul,” tambahnya.
Menurut satu studi Singapura pada tahun 2022 lalu, dari 44 kota pantai utama yang mengalami masalah ini, 30 di antaranya berada di Asia.
“Ini adalah masalah urbanisasi dan pertumbuhan populasi – kerapatan populasi yang lebih besar, lebih banyak air yang diekstraksi, (dan) lebih banyak penurunan tanah,” kata Matt Wei, pakar geofisika di University of Rhode Island. (Mtr/hm22)
PREVIOUS ARTICLE
Perekrutan Ulang PPK dan PPS Pilkada 2024 Segera Dibuka, Diberlakukan Seleksi TertulisNEXT ARTICLE
Taylor Swift Rilis Album Ungkapan Patah Hati