Tuesday, January 28, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Netanyahu Siap Perang Intensif Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata

journalist-avatar-top
By
Friday, November 29, 2024 08:52
23
netanyahu_siap_perang_intensif_jika_hizbullah_langgar_gencatan_senjata

netanyahu siap perang intensif jika hizbullah langgar gencatan senjata

Indocafe

Jerussalem, MISTAR.ID

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperingatkan bahwa negaranya siap melancarkan perang skala besar terhadap Hizbullah jika kelompok tersebut melanggar gencatan senjata yang baru saja diberlakukan di Lebanon.

Hal ini diungkapkan Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14, Kamis (29/11/24), menyusul ketegangan yang masih terasa di perbatasan meskipun gencatan senjata telah memasuki hari kedua.

“Saya telah memberi arahan kepada militer Israel untuk melancarkan perang intensif jika gencatan senjata dilanggar,” tegas Netanyahu, dilansir kompas.

Sebelumnya, militer Israel melaporkan telah melakukan serangan udara ke fasilitas penyimpanan roket Hizbullah di Lebanon selatan, yang disebutnya sebagai tempat aktivitas teroris.

Baca juga: Daftar Negara yang Wajib Tangkap Netanyahu

“Ancaman ini berhasil digagalkan,” ujar pihak militer Israel.

Wali Kota Baysariyeh, Nazih Eid membenarkan bahwa serangan tersebut menghantam kawasan hutan yang jauh dari pemukiman warga. “Mereka menargetkan area yang tidak bisa diakses oleh warga sipil,” jelasnya.

Namun, ketegangan kembali memuncak pada, Kamis (21/11/24) pagi, setelah dua warga sipil Lebanon terluka akibat tembakan Israel di sebuah desa perbatasan, menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA).

Militer Israel menyebut bahwa tembakan tersebut diarahkan kepada sejumlah tersangka yang mereka anggap melanggar gencatan senjata.

Gencatan senjata ini dimediasi oleh Amerika Serikat dan Prancis untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan ribuan orang di Lebanon dan memaksa eksodus massal di kedua sisi perbatasan.

Baca juga: Patuhi Perintah ICC, Inggris dan Irlandia Siap Tangkap Netanyahu

Kesepakatan tersebut mengatur bahwa pasukan Israel akan tetap berada di posisi mereka selama 60 hari, sementara militer Lebanon dan pasukan keamanan lainnya mulai bergerak menuju wilayah selatan.

Setelah periode tersebut, Israel akan melakukan penarikan bertahap guna mencegah kekosongan kekuasaan yang dapat dimanfaatkan oleh Hizbullah. (kompas/hm20)

journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap