Jakarta, MISTAR.ID

Film Kutukan Sembilan Setan yang disutradarai Arie Azis dan diangkat dari kisah nyata itu akan ditayangkan serentak di bioskop-bioskop Indonesia mulai Kamis (8/6/23).

Saat penayangan perdana di Jakarta, Senin (5/6/23), penulis film, Very Barus mengatakan naskah cerita film tersebut diambil berdasarkan kisah nyata yang dialaminya.

Saat itu, Very bersama teman-temannya sedang pergi berlibur ke daerah Bromo, Provinsi Jawa Timur dan menyewa sebuah vila. Namun, di malam saat menginap, keanehan demi keanehan terjadi di sana, membuat mereka memutuskan untuk pergi dan hanya menginap selama 1 malam.

Baca juga: Film Oppenheimer Nyaris Berdurasi 3 Jam

“Saya besama salah satu teman mempunyai kelebihan bisa merasakan dan melihat. Namun tujuh-tujuhnya bisa melihat (hantu) di malam itu juga,” kata Very.

Keunikan itu menjadi salah satu hal penting dalam film, karena naskah cerita sebisa mungkin tidak diubah terlalu banyak supaya berfokus pada kisah nyata. Selain itu, dengan dibantu penulis lainnya, yakni Tisa TS, alur penceritaan film menjadi lebih kaya, karena terdapat bumbu romansa serta ppersahabatan yang cukup lekat di dalamnya.

Proses produksi film ini sempat terhalang oleh pandemi Covid-19 karena syuting yang seharusnya selesai sejak tahun 2020 lalu menjadi lebih lama dari yang dijadwalkan. Beruntung, 3 tahun kemudian film berhasil untuk segera ditayangkan di bioskop Indonesia.

Arie Azis mengatakan, bersama tim mencoba untuk menghadirkan adegan menegangkan dan menyeramkan di dalam film ini. “Kami berikan berbagai scene menyeramkan yang dibuat khusus untuk penikmat horor,” paparnya.

Baca juga: “Ngeri-Ngeri Sedap” satu-satunya film ASEAN tayang di Festival Beijing

Film Kutukan Sembilan Setan mengisahkan tentang 5 orang sahabat yang berencana pergi ke Bromo. Mereka adalah Verdy (Fandy Christian), Lia (Denira Wiraguna), Devon (Ajil Ditto), Miko (Joshua Suherman) dan Sarah (Frislly Herlind) menginap di sebuah vila bernama ‘Vila Tengger’.

Namun, sesampai di vila itu, mereka mengalami berbagai keanehan yang berasal dari penunggu vila.

Ini mulai dari teror di kamar mandi, ruang tengah hingga ke kamar tidur, sehingga membuat mereka mempertanyakan hal apa yang telah terjadi sebelumnya di vila itu. (antara/hm16)