Siantar Hotel Berdarah Tayang Perdana, Sejarah Perjuangan Kemerdekaan
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=64&q=75)
![siantar_hotel_berdarah_tayang_perdana_sejarah_perjuangan_kemerdekaan_](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F17-02-2025%2Fsiantar_hotel_berdarah_tayang_perdana_sejarah_perjuangan_kemerdekaan__2025-02-17_16-34-41_8967.jpg&w=1920&q=75)
Penayangan perdana film SHB di bioskop cinepolis Pematangsiantar. (f: ist/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Film semi dokumenter peristiwa Siantar Hotel Berdarah (SHB) tayang perdana di Cinepolis Siantar, Jalan Medan, Senin (17/2/25). Film ini mengangkat salah satu sejarah Kota Sapangambei Manoktok Hitei tentang perjuangan masyarakat lokal untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani mengaku terharu menonton jalannya film berdurasi 61 menit itu. Ia bangga proses panjang SHB telah rampung dan ditayangkan. "Film ini memberikan edukasi kepada generasi muda agar mereka mengetahui sejarah perjuangan pendahulunya," ucapnya.
Dia bilang, film yang diadaptasi dari buku Kusma Erizal Ginting itu nantinya akan ditayangkan secara periodik di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar.
Sementara itu, Kusma Erizal menyebut buku ditulis pada 1992 dengan menemui serta mewancarai pelaku sejarah. "Jadi bukan dikarang-karang. Alangkah baiknya jika kita tidak mengetahui ada pahlawan dari Pematangsiantar, yaitu Ricardo Siahaan dan Ismail Situmorang," ujarnya.
Untuk edisi perdana bukunya, kata dia, telah dicetak 5 ribu eksemplar. Erizal ingin untuk mencetak kembali buku tersebut guna mengisi khazanah generasi muda agar memahami sejarah Kota Pematangsiantar, sejak era kerajaan hingga saat ini.
"Siantar penuh heroik. Masih banyak yang bisa digali. Kota ini penuh adat dan budaya. Banyak yang mau diceritakan. Biarkan sejarah itu bicara. Semoga film ini bisa menjadi pelajaran dan memberi manfaat bagi kita semua," ucapnya.
Produser film SHB yang juga Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, Hamzah Damanik mengatakan pihaknya telah menyediakan mini audiovisual dengan kapasitas 50 kursi di kantornya.
"Ya, hari ini tayang perdana. Saat ini sudah 402 pengunjung yang menonton di cinepolis dari 6 teater (ruangan) bioskop. Singkatnya, melalui film kita semua menjadi tahu ada pahlawan dari Pematangsiantar yang gugur di medan perang," sebutnya di sela-sela penayangan. (jonatan/hm24)
![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=256&q=75)