Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Permintaan Lemah Produksi Turun, Deflasi Diperkirakan Lanjut ke Oktober

journalist-avatar-top
By
Thursday, October 3, 2024 09:12
0
permintaan_lemah_produksi_turun_deflasi_diperkirakan_lanjut_ke_oktober

Permintaan Lemah Produksi Turun Deflasi Diperkirakan Lanjut Ke Oktober

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Deflasi, yang disebabkan lemahnya permintaan domestik dan penurunan produksi di sektor manufaktur, diperkirakan akan berlanjut ke bulan Oktober ini.

Perkiraan itu disampaikan oleh Ekonom dari Universitas Pembangunan (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, yang dikutip mistar.id dari tempo, pada Kamis (3/10/24).

“Melihat tren selama lima bulan terakhir, ada kemungkinan deflasi akan berlanjut pada bulan Oktober jika faktor-faktor yang memicunya tidak segera diatasi,” kata Achmad kepada Tempo pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca juga: Indonesia Dihantam Deflasi 5 Bulan Beruntun, Daya Beli Masyarakat Harus Dijaga

Deflasi yang terjadi secara berkelanjutan itu, kata Achmad, dapat membawa dampak negatif yang cukup signifikan bagi sektor riil. Terutama ketika terjadi berbarengan dengan melemahnya daya beli masyarakat dan penurunan permintaan.

Deflasi yang menyebabkan turunnya harga barang dan jasa membuat produsen cenderung mengurangi produksi untuk menghindari kerugian.

Penurunan produksi, kata Achmad, pada akhirnya akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja, penurunan pendapatan rumah tangga, dan berkurangnya investasi di sektor-sektor vital.

“Hal ini mengarah pada penurunan lebih lanjut dalam permintaan barang dan jasa, menciptakan lingkaran deflasi yang berbahaya,” ungkapnya.

Baca juga: Pasca Krisis 1999, Indonesia Alami Deflasi Selama 5 Bulan Berturut-turut

Achmad beranggapan pemerintah perlu mengeluarkan stimulus yang dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat sekaligus membangkitkan sektor riil untuk menyelamatkan Indonesia dari potensi deflasi enam bulan berturut-turut.

Langkah mengeluarkan stimulus itu di antaranya untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dan industri manufaktur, penurunan suku bunga dan fasilitas kredit, investasi di sektor strategis, serta reformasi kebijakan tenaga kerja.

Badan Pusat Statistika (BPS) sebelumnya mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 sebesar minus 0,12 persen month to month (mtm).

Angka tersebut sekaligus menunjukkan tren deflasi yang masih berlanjut selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024. Fase deflasi serupa pernah terjadi selama 7 bulan berturut-turut di Indonesia, pada Maret hingga September 1999. (tempo/hm27)

journalist-avatar-bottomFerry Napitupulu