Monday, April 28, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Pasar Masih Gamang, Dolar AS Naik Tipis ke Rp16.830

journalist-avatar-top
Senin, 28 April 2025 09.52
pasar_masih_gamang_dolar_as_naik_tipis_ke_rp16830

Petugas bank menunjukkan mata uang rupiah dan dollar AS. (f: media indonesia/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah di awal pekan ini, di tengah ketidakpastian pasar dan penantian rilis data ekonomi penting dari AS. Selain itu, ketegangan dagang antara AS dan China turut mempengaruhi sentimen pasar global.

Berdasarkan data Refinitiv, Senin (28/4/2025), rupiah dibuka di level Rp16.830 per dolar AS, melemah 0,03% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu, Jumat (25/4/2025), yang sempat menguat sebesar 0,24%.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) mengalami kenaikan tipis sebesar 0,17% ke angka 99,65, naik dari posisi sebelumnya di 99,47.

Kenaikan nilai dolar AS didorong oleh sikap hati-hati investor yang tengah menanti sejumlah rilis data ekonomi penting dari Negeri Paman Sam, termasuk data ketenagakerjaan bulan April, produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama, dan indeks harga PCE inti—indikator inflasi yang menjadi acuan utama The Fed.

“Babak besar berikutnya adalah apakah volatilitas ini berdampak pada keputusan ekonomi nyata, khususnya di pasar tenaga kerja AS,” ujar Chris Turner, Kepala Pasar Global ING.

Data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis Jumat mendatang diperkirakan menunjukkan perlambatan dalam perekrutan, yang bisa memberikan sinyal arah kebijakan suku bunga berikutnya oleh The Federal Reserve.

Sentimen pasar juga dibayangi ketidakpastian seputar hubungan dagang antara AS dan China. Pekan lalu, pemerintahan Trump mengisyaratkan kemungkinan penurunan tarif, sementara China membebaskan beberapa produk impor dari bea masuk hingga 125%. Namun, klaim ini dibantah oleh Beijing, yang menyatakan belum ada komunikasi baru mengenai perundingan dagang.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent pun belum memastikan adanya pembicaraan yang sedang berlangsung, menambah keraguan pelaku pasar.

Dengan kondisi global yang belum stabil dan tekanan eksternal masih tinggi, nilai tukar rupiah diprediksi akan tetap berada dalam tekanan hingga ada kepastian dari data ekonomi AS serta perkembangan geopolitik internasional. (mtr/hm24)

REPORTER: