Medan, MISTAR.ID

Kinerja mayoritas bursa di Asia kembali berada di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pembukaan perdagangan menguat tipis ke level 7.198.

Ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin menganalisis di tengah minimnya sentimen pasar. Pelaku pasar kembali dibayangi kekhawatiran karena meningkatnya tensi geopolitik di Semenanjung Korea.

“Di mana presiden Korea Selatan menyatakan negaranya darurat militer, seiring meningkatnya ketegangan negara tersebut dengan Korea Utara,” katanya, Rabu (4/12/24).

Kabar tersebut menjadi sentimen negatif di pasar keuangan Asia. Gunawan mengatakan IHSG juga masih rentan untuk terkoreksi, dan berpeluang ditransaksikan dalam kisaran 7.130 hingga 7.210.

Baca juga: Rupiah dan IHSG Beda Arah, Harga Emas Ditutup Menguat

“Sejauh ini, memang bursa di Asia banyak yang melemah terbatas. IHSG berpeluang untuk mengikuti arus tekanan yang terjadi pada bursa saham di Asia selama sesi perdagangan berlangsung,” ungkapnya.

Sementara itu, kinerja mata uang rupiah pada perdagangan pagi ini kembali melemah terhadap US dolar. Rupiah dibuka melemah di kisaran level 15.970 per US dolar.

“Tekanan rupiah mencuat seiring dengan membaiknya data ketersediaan lapangan kerja yang ada di (AS). Di mana ada sekitar 7.74 juta lapangan pekerjaan di AS, atau lebih tinggi dari ekspektasi dikisara 7.5 juta lapangan pekerjaan pada bulan Oktober,” jelasnya.

Data tersebut  menjadi angin segar bagi mata uang US dolar, yang terpantau menguat terhadap banyak mata uang di Asia pada perdagangan pagi ini. Imbal hasil US Treasury juga mengalami kenaikan dan kian menjauh diatas 4.2%.

Baca juga: Rupiah Menguat di Tengah Buruknya Data Ekonomi AS

“Di sisi lain, harga emas terpantau mengalami penguatan di kisaran $2.646 per ons troy. Emas menguat seiring meningkatnya tensi geopolitik di Semenanjung Korea,” tutupnya. (dinda/hm20)