Mahasiswa dan TNI Kolaborasi Bahas Sinergi Bangsa Lewat Forum Dialog


Jalannya FGD mahasiswa dan TNI di Universitas Dharmawangsa. (f: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Universitas Dharmawangsa menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk menciptakan kolaborasi antara mahasiswa dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kegiatan yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) ini berlangsung di Universitas Dharmawangsa, Kamis (17/4/2025).
Rektor Universitas Dharmawangsa, Dr H Zamakhsyari bin Hasballah Thaib, mengatakan bahwa pada era globalisasi, arus informasi sangat cepat dan masif. Karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam membangun budaya dialog dan semangat kebangsaan di kalangan generasi muda.
“Kalau dulu istilahnya ada ABRI masuk desa, sekarang ABRI masuk kampus. Bersinergi dengan para akademisi termasuk program-program ke depan, apa yang dapat dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi lanjutan dalam program-program seperti Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara. Diharapkan, semangat patriotisme mahasiswa semakin kuat dan tidak mudah terprovokasi oleh pengaruh negatif dari luar.
Sementara, Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto menegaskan bahwa TNI bukan institusi yang tertutup terhadap kritik. “Kami terbuka terhadap kritik dan gagasan dari generasi muda demi menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” ujarnya.
Ia juga menilai bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan TNI menjadi pondasi penting dalam menjaga keutuhan bangsa.
Sejumlah mahasiswa juga menyampaikan pandangan kritis terkait revisi Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004, khususnya pada Pasal 7, 47, dan 53. Kejelasan dalam tugas non-militer TNI menjadi salah satu sorotan penting para mahasiswa. Dilanjut dengan netralitas dalam jabatan sipil, serta integrasi antara peradilan militer dan peradilan umum.
Menanggapi hal ini, Asrendam I/BB Kolonel Arh Bambang Sukisworo mengatakan bahwa TNI siap menerima masukan dari mahasiswa. Ia menambahkan bahwa pandangan kritis mahasiswa menjadi kontribusi penting dalam perumusan kebijakan pertahanan. (susan/hm24)