Awalnya Mau Punya Waktu Bersama Anak, Wanita Ini Sukses Berbisnis Dimsum
awalnya mau punya waktu bersama anak wanita ini sukses berbisnis dimsum
Medan, MISTAR.ID
Memiliki latar belakang pendidikan psikologi, Fanny Sugihartanty (37), berupaya tetap bisa bekerja dan memiliki penghasilan di rumah agar bisa meluangkan waktu bersama anak dan keluarganya.
Keinginan itu mendorongnya untuk merintis usaha kuliner sejak 2014 lalu, yang kini dikenal dengan nama Dimsum Warung Cemal Cemil.
“Orang tua saya pekerja bank, dan itu menyulitkan saya untuk bertemu dengan mereka. Jadi saya bercita-cita suatu saat bisa tetap bekerja tapi bisa tetap stay di rumah juga, jadi anak tetap bisa bertemu ibunya setelah pulang sekolah,” kata wanita yang pernah bekerja sebagai pegawai swasta ini, kepada Mistar.id, Kamis (28/11/24).
Baca juga:Berburu Kuliner UMKM di Pasar Ramadhan Kota Medan
Dengan modal kisaran hampir Rp5 juta, untuk membeli produk dan kulkas, ia bekerja sama dengan abangnya dan menjual beberapa jenis makanan seperti dimsum, pancake durian, kebab, hingga tahu balik.
Fanny menyebutkan, di awal mereka belum memproduksi sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, mereka akhirnya membuat rumah produksi sendiri yang memiliki karyawan sebanyak 15 orang.
“Di awal kami memasarkan dengan sebar brosur ke perumahan-perumahan sekitar, offline dan online dari mulut ke mulut, hingga saat ini sudah memiliki banyak reseller baik dalam maupun luar Kota Medan,” lanjutnya.
Baca juga:Bisnis Dimsum Bakar Raup Puluhan Juta Sehari
Namun, merintis usaha kuliner tidak mudah. Fanny mengakui perjuangan untuk mendapatkan perhatian konsumen sangatlah berat. Melalui banyak rintangan, Fanny menyebutkan bahwa sempat meraup omset sekitar Rp150 juta hingga Rp200 juta per bulannya, yang akhirnya menurun drastis pada masa pandemi covid-19.
“Beberapa reseller berhenti, saingan dimsum makin marak. Ada yang jual Rp2.000, bahkan Rp1.000 pun ada,” ujarnya.
Hal itu membuat Fanny dan timnya, merilis produk dimsum dengan harga lebih terjangkau, yang menggunakan bahan-bahan premium dengan ukuran dan komposisi yang berbeda. Fanny juga terus berkreasi dengan produk baru, seperti dimsum mentai, dan lainnya.
Fanny menyebutkan, dapat menjual 1.000 hingga 2.000 porsi per hari dengan 30 varian produk yang berbeda. Dengan varian harga di mulai dari Rp30.000 hingga Rp130.000, Fanny mampu meraup omset hingga Rp100 juta per bulannya.
Baca juga:Sempat Terhenti, Nicki Fokus Lanjutkan Usaha Katering Milik Orang Tuanya
“Setiap pelaku usaha pasti ada tantangannya. Kalau belum jatuh, belum jadi pengusaha namanya. Tetap berkreasi, tetap semangat dan konsisten untuk belajar dan mengikuti perkembangan teknologi. Terus lakukan inovasi dan penyesuaian terhadap pasar. Hidup akan terus belajar,” tambahnya lagi.
Hingga saat ini, Fanny menjual produknya dari rumahnya yang berada di Jalan Sei Batu Gingging, Medan Baru, melalui beberapa marketplace, ojek online, dan juga bazar serta media sosial.
Fanny berharap usahanya tetap dikenal masyarakat dan laris di pasaran. Ia juga berharap, para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia tetap memiliki semangat dan bertahan di tengah badai ekonomi yang sulit. (susan/hm17)