Monday, March 10, 2025
home_banner_first
DESTINASI

Masjid Roma: Ikon Islam Terbesar di Eropa yang Memukau Dunia

journalist-avatar-top
Senin, 10 Maret 2025 19.58
masjid_roma_ikon_islam_terbesar_di_eropa_yang_memukau_dunia

Masjid Roma mengusung desain harmonis dengan lingkungan hijau sekitarnya, memadukan arsitektur Islam dengan elemen khas Romawi. (f: ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Masjid Roma adalah masjid terbesar di Eropa sekaligus menjadi ikon Islam di Italia. Berlokasi di Acqua Acetosa persis di kaki Gunung Parioli, utara Roma, masjid seluas 30.000 meter persegi ini dapat menampung lebih dari 12.000 jemaah.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Roma juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, budaya — untuk mempererat hubungan antar-muslim — dan destinasi wisata religi di Italia.

Berbagai kegiatan seperti pengajaran agama, pernikahan, pemakaman, tafsir Al-Qur'an, pameran, dan konvensi rutin diadakan, walau populasi muslim di Roma relatif kecil.

Pendirian Masjid Roma berawal dari gagasan Pangeran Muhammad Hasan dari Afghanistan dan istrinya, Putri Razia. Pembangunannya didanai terutama oleh Raja Fahd dari Arab Saudi, dengan dukungan finansial dari berbagai negara Islam, termasuk Bangladesh di bawah Presiden Hussain Muhammad Ershad.

Masjid megah ini dirancang tiga arsitek ternama, yakni Paolo Portoghesi, Vittorio Gigliotti, dan Sami Mousawi. Peletakan batu pertama dilakukan pada 1984 oleh Presiden Italia Sandro Pertini dan diresmikan pada 21 Juni 1995 dalam upacara yang dihadiri Paus Yohanes Paulus II.

Dilansir dari berbagai sumber, jauh sebelumnya, gagasan mendirikan masjid di Roma selalu ditentang. Diktator Benito Mussolini juga disebut menolak keberadaan masjid di Roma, kecuali jika gereja Katolik diizinkan dibangun di Mekkah.

Namun, Mussolini sendiri sebenarnya pernah mendukung pembangunan masjid di Roma bersama Raja Victor Emmanuel III, walau akhirnya gagasan itu ditolak gereja.

Perdebatan kembali muncul saat proyek pembangunan Masjid Roma ini diumumkan, tetapi mereda setelah Paus Yohanes Paulus II memberikan restu. Sebagai kompromi, tinggi menara masjid dibuat lebih rendah satu meter dari kubah Basilika Santo Petrus.

Masjid Roma mengusung desain harmonis dengan lingkungan hijau sekitarnya, memadukan arsitektur Islam dengan elemen khas Romawi. Cahaya dan bayangan menciptakan suasana meditatif, sementara material seperti batu alam travertino dan cotto memperkuat sentuhan klasik.

Interiornya dihiasi ubin keramik berwarna terang bertema 'Allah adalah Cahaya'— yang sempat menimbulkan perdebatan — mozaik, serta karpet Persia bermotif geometris.

Masjid Roma mengusung desain harmonis dengan lingkungan hijau sekitarnya, memadukan arsitektur Islam dengan elemen khas Romawi. (f: ist/mistar)

Kubah utama masjid berdiameter lebih dari 20 meter, dikelilingi 16 kubah kecil. Ruang salat utama mampu menampung hingga 2.500 orang, dengan balkon khusus untuk jemaah wanita.

Selain itu, terdapat ruang salat kecil untuk 150 orang, perpustakaan, ruang kelas, auditorium, serta area pameran. Salah satu ciri khasnya adalah tiang yang menggambarkan pohon kurma sebagai perlambang hubungan manusia dengan Tuhan.

Pembangunan masjid ini menelan biaya sekitar 40–50 juta euro, dengan lahan disediakan pemerintah Roma. Pendanaan berasal dari berbagai negara Islam, termasuk Maroko, Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, Indonesia, dan Pakistan.

Arab Saudi menjadi penyumbang terbesar dengan hampir 20 juta euro. Secara keseluruhan, biaya pembangunan diperkirakan lebih dari $32.000 per meter persegi.

Masjid Roma bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol harmoni, toleransi, dan keberagaman budaya di ibu kota Italia. Dengan perpaduan arsitektur Islam dan Romawi, masjid ini menjadi pusat spiritual dan budaya bagi komunitas muslim di Eropa. (anwar/hm24)

REPORTER: