Korban Tabrak Lari, Pekerja Penyalur ART Pulih Berkat Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
Korban Tabrak Lari Pekerja Penyalur Art Pulih Berkat Perlindungan Bpjs Ketenagakerjaan
Deli Serdang, MISTAR.ID
“Bagaimana nanti mau menggendong cucu ku yang baru lahir. Bagaimana nanti membantu anak ku sehabis lahiran”. Kalimat ini terus berkecamuk di dalam hati Yosepha Situmorang.
Pagi itu, Yosepha Situmorang (53) sudah bersiap untuk ke Perdagangan menjenguk cucunya. Sebelum berangkat, ia menyambut hangat mistar.id di rumahnya yang berlokasi adi Griya Permata II, Blok LL No. 27, Tanjung Anom, Deli Serdang, Jumat (8/11/24).
Yosepha mempersilahkan duduk di ruang tamu yang diperkirakan berukuran 4×6 meter. Lantunan musik rohani mengisi seluruh ruangan itu.
Ibu tiga anak yang bekerja di perusahaan penyalur Asisten Rumah Tangga (ART) di Medan tersebut mengatakan ia korban tabrak lari sepulang kerja. Kecelakaan tersebut menyebabkan pergelangan tangan kanannya patah.
Diceritakannya, sore itu pada tanggal 24 Maret 2024 sekitar pukul 17.05 WIB ia melewati jalan yang rutin dilaluinya menuju rumah menggunakan sepeda motor. Tepat di persimpangan Primbana menuju Simpang Pemda sepeda motornya berlaga dengan pengendara dari arah simpang Selayang.
“Kami berlaga sangat kuat. Saya di jalur yang benar. Lampu lalu lintas juga hijau. Tapi benturan sangat kuat tak terelakkan tangan saya lengket sama motornya. Saya gak bisa mundur dan tangan kanan saya itu gak bisa digerakkan. Saat itu saya teriak-teriak, yang menabrak saya lari sedangkan pengendara lain hanya menonton. Tapi, di sana ada ojek online (ojol) yang akhirnya menolong saya untuk ke pinggir dan membawa saya pulang,” ceritanya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan-KPU Medan Lindungi 30.492 Petugas Ad Hoc Pilkada 2024
Setelah kejadian itu, tindakan cepat yang dilakukannya pada kondisi tangannya menggunakan pengobatan alternatif kusuk, mengakibatkan posisi tangan menjadi lawan arah. Karena khawatir akhirnya Yosepha menghubungi pihak BPJS Ketenagakerjaan.
“Sebab awalnya saya sudah ke rumah sakit dan mencoba menggunakan BPJS Ketenagakerjaan, tapi rumah sakit meminta laporan kepolisian sangat ribet saya rasa. Jadi, saya minta tolong ke BPJS Ketenagakerjaan. Puji Tuhan langsung diurus oleh pihak BPJS dengan mengirimkan formulir ke saya kemudian mengarahkan saya berobat ke Rumah Sakit Setia Budi, rumah sakit khusus tulang,” ujarnya.
Tim BPJS Ketenagakerjaan juga sudah di lokasi ketika Yosepha tiba di rumah sakit, ternyata semua sudah disiapkan. Ia akan ditangani dr Alamsyah Siregar F.S, M.KED (SURG) dokter spesialis bagian khusus tulang tangan.
“Saya di rontgen dan hasilnya tulang pergelangan tangan kanan dinyatakan patah. Saya ingat persis dokter bilang ada dua pilihan. Pertama terapi 6 bulan atau segera di operasi untuk pasang pen. Akhirnya saya pilih yang kedua. Saya di operasi selama 3 jam. Saat itu saya berpikir begini, kalau saya terapi terus perusahaan akan ribet kasih izin karena sekali 2 minggu. Sedangkan kalau saya di operasi pada Sabtu itu hanya sekitar 3 jam dimulai jam 10 pagi. Dokter membuat semangat saya muncul dan memang saya berserah dan pasrahkan semua,” kisahnya.